Masalah yang menghambat akses kependidikan di Indonesia berikutnya adalah kurangnya dana untuk mendukung pendidikan. Keterbatasan dana tersebut banyak membuat sekolah di pelosok tidak mampu menyediakan layanan dukungan seperti buku dan komputer,serta sekolah juga tidak mampu membayar guru yang berkualitas. Masalah lain yang menghambat akses kependidikan adalah kurangnya perhatian pemerintah. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan program, masih banyak daerah di Indonesia yang terabaikan oleh pemerintah, dan akhirnya banyak membuat sekolah didaerah tidak berjalan dengan baik.
Contoh keterbatasan akses kependidikan di Indonesia yang berada di daerah Nagari Talunan Maju Sumatra Barat, Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDTA) sebuah Lembaga pendidikan keagamaan non formal yang berada di daerah terpencil, banyak anak-anak di daerah tersebut belum biasa merasakan jaringan internet, alat komunikasi, maupun televisi. Di daerah terpencil terkadang listrik pun tidak ada, hal itu pun membuat anak-anak kesulitan mendapatkan informasi yang ada di kota-kota. Kesulitan sarana pendidikan yang mereka rasakan yaitu ruang kelas, tempat duduk, dan buku-buku menjadi masalah karena meraka harus belajar dengan kodisi yang panas dan ruangan yang sempit, mereka masih menggunakan triplek sebagai dinding kelas lalu di beri tikar sebagai tempat duduknya, sehingga apabila musim kemarau mereka, mereka kesulitan dan tidak fokus dalam pembelajaran karena panas dan ruangan yang sempit.
Jalan menuju MDTA AT-Taqwa ini cukup sulit ditempuh karena jalannya yang berlubang dan bebatuan bila hujan turun sangat sulit untuk di tempuh yang membuat kendaraan motor harus berhati-hati, tak jarang banyak yang terjatuh saat melewati jalan tersebut. Jaraknya yang jauh sekitar 40 KM dari kota membuat pemerintah enggan untuk melihat kondisi desa Talunan Maju.
Kurangnya tenaga pengajar di desa tersebut juga membuat desa pedalaman sulit mencari tenaga pengajar yang mau mengajar di desa tersebut dikarenakan ada sebagian tenaga pengajar yang beranggapan mengajar di daerah terpencil gajinya lebih kecil, jauh berbeda dengan gaji di kota. Ada juga yang menyatakan bahwa di desa tersebut fasilitasnya tidak memadai serta kuragnya infrastruktur baik dari alat sarana dan prasarana.
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan akses kependidikan di Indonesia. Pertama, pemerintah harus memberi perhatian khusus pada peningkatan infrastruktur dan fasilitas di daerah terpencil. Kedua, pemerintah harus meningkatkan pembiayaan pendidikan agar sekolah-sekolah di daerah terpencil dapat memberikan dukungan fasilitas yang memadai. Ketiga, pemerintah harus memberi perhatian khusus pada peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik di daerah terpencil. Peran aktif masyarakat dapat membantu dengan memberikan dukungan dana kepada sekolah-sekolah atau fasilitas penunjang dan dunia usaha juga penting dapat membantu dengan menyediakan program pendidikan dan pelatihan bagi pelajar di derah terpencil.
PENUTUP
Dengan adanya berbagai masalah terkait dengan pelayanan pendidikan  di daerah terpencil harus membuat pemerintah bergerak untuk memperhatikan akses keterbatasan kependidikan di berbagai daerah terutama daerah pedalaman, terpencil, dan terluar. Sehingga tidak banyak anak-anak di Indonesia yang tehambat pendidikan nya.
DAFTAR PUSTAKA
Â
https://jurnalpost.com/buruknya-akses-pendidikan-di-indonesia/49951/
https://kumparan.com/dani-fazli/mempertanyakan-akses-pendidikan-di-indonesia-20A7SmVqWUU