Mohon tunggu...
Pitri Noviyanti
Pitri Noviyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi Jurnalistik yang hobi membuat dan menyampaikan berita seperti layaknya seorang jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membongkar Mitos dan Menggali Makna di Balik Gerakan Kontroversial dalam Sejarah Islam

18 Desember 2023   16:23 Diperbarui: 18 Desember 2023   17:21 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaum Khawarij merupakan kelompok yang muncul pada awal sejarah Islam, dikenal karena pandangan mereka yang keras terkait keadilan dan penerapan syariat. Gerakan Khawarij muncul sebagai hasil pemisahan dari kelompok utama dalam sejarah awal Islam, terutama terkait konflik politik dan perbedaan pandangan interpretasi ajaran Islam. Khawarij dikenal dengan doktrin takfir, di mana mereka cenderung menyatakan orang-orang sebagai kafir dengan mudah. Pandangan keadilan sosial dan ketegasan terhadap kepemimpinan juga menjadi ciri khas doktrin Khawarij.

Perkembangan awal gerakan ini bisa ditelusuri kembali ke peristiwa-peristiwa seperti Pertempuran Siffin, Nahrawan, dan insiden penyelesaian sengketa antara Imam Ali dan Muawiyah. Pertanyaan tentang apakah Khawarij seharusnya dianggap sebagai pemberontak yang sesat atau sebagai kelompok yang mencoba membawa pembaruan dalam masyarakat Islam menjadi perdebatan utama. Beberapa kelompok cenderung menilai Khawarij secara negatif, sementara yang lain mencoba memahami konteks dan tujuan mereka.Beberapa pemikir berpendapat bahwa sementara Khawarij mungkin memiliki niat baik untuk melaksanakan hukum Allah, pendekatan ekstrem dan kurangnya fleksibilitas mereka dapat menyebabkan konflik dan perpecahan dalam umat Islam.

Ada beberapa mitos yang dipercayai orang-orang mengenai kaum Khawarij ini, seperti mitos tentang Khawarij hanya pemberontak tanpa alasan jelas padahal realitasnya mereka muncul dari perbedaan pendapat dalam pemilihan kepemimpinan Islam setelah kematian Khalifah Uthman bin Affan. Ada ketidakpuasan terhadap penyelesaian damai yang dicapai oleh Imam Ali dalam kasus pembunuhan Uthman. Lalu, ada mitos lainnya seperti Khawarij tidak memiliki dasar atau justifikasi hukum padahal realitasnya mereka mempunyai keyakinan kuat dalam penerapan syariah, dan menolak penyelesaian konflik melalui arbitrasi manusia dan mendasarkan keputusan mereka pada interpretasi langsung Al-Qur'an. Dan terakhir, mitos lainnya mengenai Khawarij ialah Khawarij hanya menginginkan kekuasaan politik padhal realitasnya mereka memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk menjaga kemurnian prinsip-prinsip Islam daripada sekadar mendapatkan kekuasaan politik.

Banyaknya mitos-mitos yang beredar mengenai Khawarij ini, tidak dipungkiri bahwa gerakan ini juga mempunyai pengaruh yang relevan di sejarah Islam. Pengaruh itu seperti Khawarij yang memainkan peran penting dalam perkembangan pemikiran fikih Islam dengan interpretasi Al-Qur'an dan hadis, Khawarij menjadi pelopor keadilan sosial dan penolakan terhadap ketidakadilan masyarakat memberikan kontribusi pada diskursus sosial dalam sejarah Islam, dan pemikiran Khawarij menjadi bahan refleksi dalam fikih politik Islam, yaitu konsep kepemimpinan, hak dan kewajiban warga negara, serta batas-batas otoritas pemimpin menjadi isu-isu penting yang terus diperdebatkan dan direfleksikan oleh para ulama Islam seiring waktu. Dari dampak Khawarij pada pemikiran fikih, politik, dan sosial dalam dunia Islam menggambarkan bahwa meskipun gerakan ini mungkin kontroversial, kontribusi mereka memiliki efek yang signifikan dalam membentuk sejarah dan pemikiran umat Islam.

Maka dari point-point di atas dapat disimpulkan bahwa gerakan Khawarij ini dapat memberikan pemahaman yang bermanfaat dalam konteks masyarakat Islam modern. Seperti adanya perbedaan ideologi antara Khawarij dan gerakan modern mencerminkan konflik ideologis. Dengan melihat perbedaan ini membantu kita memahami bagaimana ideologi mempengaruhi konflik. Lalu, gerakan Khawarij ingin membawa perubahan dalam Islam juga mencari reformasi, dari situ kita mendapatkan wawasan untuk melakukan perubahan yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun