Telepon Misterius

Dalam kekalutanku kehilanganmu, tiba-tiba mendapat SMS yang isinya "Ibu, saya Fitri, apa sudah dapat kabar mengenai suami Ibu".  Ada rasa kuatir sekaligus juga kegembiraan karena menemukan titik terang keberadaan suamiku. Segera kujawab sms itu bahwa sudah sebulan aku  tidak bisa komunikasi dan sampai sekarang belum tahu kabarnya sekaligus menanyakan mungkin mereka tahu kabar suamiku

Menunggu jawaban sms berikutnya membuatku resah luarbiasa.  Dengan tangan gemetar kutekan nomor itu supaya bisa berkomunikasi langsung, supaya segera terjawab segala pertanyaanku.  Namun tidak juga di angkat, rasanya aku membentur dinding tembok lagi.

Jam tujuh malam sms balasan masuk yang mengabarkan kalo suami sekarang dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan.  Tanpa sadar airmataku meleleh deras, masih didepan komputer tanpa suara.  Aku membayangkan alangkah menderitanya suamiku sakit tanpa didampingi istri juga orang terdekatnya.
Tulang-tulangku melunglai
Mulutku merapal harap
ada yang menyesak di dalam dada
seandainya saja aku bisa terbang

Keesokan harinya aku tidak menunggu lama,  segera aku mengeluarkan sepeda motorku.  Kupacu ke tempat di mana kuanggap mereka paling tahu kondisi suamiku.  Mereka menjelaskan kalo kondisi suami sudah membaik namun masih di rumah sakit.  Ada  ketenangan yang mulai terasa.

Namun malam ini  dikejutkan oleh telp dari nomor asing,  dari seorang wanita dengan bahasa Jawa Ngoko halus menanyakan apakah benar aku istri dari suamiku.  Kujawab betul.  Lalu dia menanyakan alamatku dimana, di Kecamatan mana.  Aku mulai menangkap ada yang aneh.  Lalu dia berpesan " Mbak sampeyan yang sabar, tenang, mboten susah mikir ingkang aneh-aneh.  Niki namung nyuwun pandongane ingkang kathah"

"Memang bagaimana kondisi suami saya mbak? apa dia sudah sehat apa masih di rumah sakit.  Karena saya isterinya wajar kalau saya kuatir karena saya ndak bisa komunikasi" jawabku

"Iya wajar mbak, suami sampeyan tidak bisa pegang telpon, jadi kalo ada pesan apa-apa titip lewat saya saja mbak"

"Memangnya suami saya sakit apa sampai tidak bisa pegang telpon, dan maaf mbaknya ini siapa?" tanyaku lagi

"Saya Dilla, saya tetangga agennya suami mbak" jawabnya ragu-ragu, lalu dia mengulang lagi supaya saya banyak berdo'a dan tenang dan menutup telponnya.

Lalu saya sms nomor itu, minta dia jujur tentang kondisi suamiku yang sebenarnya, karena sepahit apapun itu lebih baik daripada semuanya penuh misteri.  Namun sampai detik ini tidak juga ada balasan.....

Bagaimana dia bisa menyuruhku tenang dan banyak berdo'a,  perkataannya seakan menyulut api kesedihan yang akan meledak......