[caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="Rey Ratukore (kiri) di podium Suzuka Sunday Race, Suzuka Jepang (sumber: Yamaha Indonesia)."][/caption] Mata Indonesia saat ini nampaknya hampir sepenuhnya tertuju untuk pergelaran Pilpres 2014. Semua perhatian disita pertarugan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta, sampai-sampai gaung event terbesar kedua dunia setelah Olimpiade, Piala Dunia 2014 seakan tidak terdengar. Jika Piala Dunia saja nyaris kehilangan gaungnya apa lagi even lain lain sekalipun itu mengharumkan nama negara di dunia internasional. Seperti pada hari Minggu (8/6) lalu, 4 orang pembalap Indonesia atas nama Rey Ratukore, Sudarmono, Imanuel Pratna, Sigit PD, berhasil mengibarkan merah putih di sirkuit Suzuka Jepang dengan masuk dalam jajaran 10 besar Suzuka Sunday Road Race, namun gaungnya hampir tidak terdengar. Media massa mainstream sesuai pengamatan saya, baru memberitakannya pada hari Kamis (12/6) kemarin. Nama mereka juga hampir tidak disebut dalam obrolan-obrolan di media sosial. Tidak terliht euforia menyambut kesuksesan mereka. Padahal prestasi tim Yamaha Indoprix ini termasuk sangat membanggakan mengingat bukan saja berhasil menempatkan 4 pembalap dalam kelompok 10 besar, namun juga salah satu dari mereka Rey Ratukore berhasil naik podium sebagai runner-up dengan torehan waktu 2.17.536. Sedangkan Sudarmono menempati posisi 5 (2.17.743), Imanuel Pratna di posisi 6 (2.18.62) dan Sigit PD di posisi 12 (2.19.743). Dalam ajang Suzuka Sunday Road Race, Yamaha Indonesia mengirimkan 4 orang teknisi balap dari tim terbaik Indoprix, 3 pembalap Indoprix dan 1 pembalap Supersport. Empat rider itu menggunakan Yamaha R6. Ini merupakan sebuah ajang penting untuk mengambil lisensi agar bisa mengikuti Suzuka 4 Hours Endurance Race di akhir Juli mendatang. Raihan fantastis ini adalah buah dari keseriusan pembinaan dan persiapan tim Yamaha yang memiliki tujuan besar tampil di Moto2 tahun 2018 mendatang. Sebuah langkah berharga menuju target yang telah dirintis dengan serius, mulai dari Yamaha Riding Academy (YRA) yang fokus teori dan juga praktek dengan R6, training di berbagai sirkuit di Jepang termasuk berkompetisi di Suzuka Sunday Road Race dan Suzuka 4 Hours. Situs resmi Yamaha menguraikan bahwa sebelum meraih hasil di Zusuka, quartet rider Yamaha ini harus menjalani latihan dengan jadwal sangat ketat baik jadwal balap di dalam negeri maupun latihan di Jepang. Para pembalap melewati 3 tahapan latihan yaitu: Tahap 1 di April: Teknisi latihan di suhu yang masih dingin di 3 sirkuit berbeda, pengenalan sirkuit, cara setting dan persiapan balap. Pembalap mengenai pengenalan sirkuit dan ketahanan fisik di cuaca yang dingin. Tahap 2: Rider mulai melatih kecepatan di trek lurus dan bagaimana masuk dan keluar tikungan dengan cepat. Tahap 3: Untuk menambah jam terbang, di awal Mei, porsi latihan ditambah di Sentul dengan instruktur Kato. Yaitu bagaimana menaklukan tikungan dengan late brake dan bagaimana fight pada saat ban dengan kondisi sudah hampir habis. ”(Hasil) ini bukti pembinaan balap melalui Yamaha Cup Race dan pembinaan tim di Motoprix dan Indoprix oleh Yamaha Indonesia yang sangat terbukti sukses melahirkan pembalap handal masa depan Indonesia. Hanya dua kali latihan di Jepang di 3 sirkuit berbeda dalam 3 tahap. Terbukti dalam waktu singkat, 4 pembalap Yamaha Indonesia menguasai sirkuit Suzuka dan masuk 10 besar,” ujar Supriyanto, Manager Motorsport Yamaha Indonesia. Rasa bangga diungkapkan GM Service dan Motorsport Yamaha Indonesia, M.Abidin. "Melihat perjuangan yang hebat dari para pembalap Yamaha Indonesia seperti melihat wajah Yamaha Indonesia di MotoGP 2018 nanti. Kami sangat bangga dan mengharukan dengan perjuangan mereka di Negeri Sakura. Berkali-kali nama Rey disebut seperti sudah berpengalaman balap di Suzuka. Nama Sudarmono, Immanuel dan Sigit pun selalu terpampang di layar," tutur Abidin. Kato dan Nakatomi, 2 rider pendamping dari Jepang pun ikut memberi pujian dan mengakui kehebatan pembalap-pembalap indonesia yang disebutnya cepat dalam beradaptasi. Terbukti dalam waktu singkat ke 4 pembalap menguasai sirkuit Suzuka Jepang dan masuk 10 besar. Kebahagiaan jelas tergambar dari ungkapan Rey Raukore sang peraih podium kedua. "Saya senang bisa naik podium 2. Ini berkat latihan yang profesional, kerja keras tim dan manajemen Yamaha Indonesia. Saya terinspirasi ucapan rider pendamping saat latihan yaitu Mr. Nakatomo yang mengatakan hampir semua pembalap bisa kencang di trek lurus. Hanya sedikit pembalap yang bisa kencang di tikungan, karena di situlah tempat mendahului pembalap lain. Inilah kunci sukses saya,” ucap Rey. Lebih dekat dengan Rey Ratukore, sang peraih podium kedua di Zusuka. Rey adalah pembalap asal Kupang NTT yang sudah malang melintang di dunia balap motor nasional dan kerap mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional, diantaranya Juara Asian Nation di Jepang tahun 2009. Pemuda kelahiran 20 April 1988 ini mengaku memulai debutnya di dunia otomotif tahun 2004 lalu tanpa restu ibunda. Tapi kecintaannya pada dunia balap kuda besi meyakinkan sang ibu ketika berhasil menjuarai Kejurnas MP3 Indoprix Region III (Bali, NTB dan NTT) di Kupang tahun 2004 dengan motor balap yang disiapkan ayahnya yang juga seorg penggila otomotif. Sejak itulah Rey mulai menapaki dunia balap dengan bergabung dalam Team KRT 22 Kupang. Sebelum bergabung dengan Team Yamaha saat ini, Rey tercatat pernah bergabung dengan Team Jambrud Motor Sport Bali, Honda Astra Chia Iskandar Bali, Junior Motor Sport dan Trendy Promo Mandira, dan Bintang Racing Team Cibinong. Prestasi yang pernah diukir anak ketiga dari 5 bersaudara pasangan Yusak dan Elinda Ratukore ini diantaranya: Juara MP3 Region III 2004, Juara MP1 dan MP2 Region III 2006, Juara 2 Umum Nasional 2009, Juara Asian Nation di Jepang 2009, Juara Asean Matic Race di Sepang 2009, Juara Umum 125 One Make Race Honda 2009-2011. Tentang tips suksesnya, Rey mengaku disiplin belatih seperti dua kali berlatih motocross dan tiga kali ngebut di lintasan aspal dalam sepekan. “Sisanya berenang dan lari. Tidak merokok dan hidup teratur," jelas Rey dikutip Otomotifzone.com Bravo Rey...! Semoga terus berprestasi bagi bangsa Indonesia. Catatan: harusnya artikel ini di-upload kemarin tapi saya agak kesulitan akses Kompasiana. Entah kenapa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H