Mohon tunggu...
Piter Von Dasa
Piter Von Dasa Mohon Tunggu... -

piter von dasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bebek Asing Menjadi Raja di Indonesia

22 Desember 2014   10:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:44 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah kita berpikir dari mana sebenarnya asal barang yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Apakah itu produk dalam negeri atau produk asing? Mungkin hal seperti itu tidak pernah kita pikirkan sebagai soal. Kita cenderung membeli barang yang sudah diakui banyak orang memiliki kualitas dalam segi tertentu. Contoh saja bila hendak membeli kendaraan bermotor khususnya sepeda motor pasti merk dagang seperti HONDA menjadi incaran. Semua pengguna kendaraan bermotor tentunya sudah tahu bahwa produk HONDA berasal dari Jepang. Sudah sejak lama HONDA menjadi produk yang dipercaya masyarakat memiliki kualitas nomor 1 di kelasnya.

Indonesia sendiri terkenal sebagai negara konsumeris di dunia Internasional. Sayangnya, masyarakat lebih percaya kepada produk asing ketimbang produk lokal di pasaran. Benar saja Indonesia menjadi incaran produk – produk luar untuk bisa masuk dan diterima di pasar Indonesia. Apakah Anda pernah mendengar orang di sekitar kita menyebut sepeda motor dengan nama HONDA? Mungkin lucu mendengar pertanyaan ini, tapi hal ini terbukti karena sebutan HONDA di masyarakat Indonesia tidak menunjuk pada merk dagang tetapi pada semua produk sepeda motor. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan pasar HONDA di Indonesia sangatlah kuat. Menurut data dari Bisnis.com selama 7 bulan pertama 2014 HONDA menguasai 62,1% dari pangsa pasar nasional dengan penjualan sebanyak 4,75 juta unit sepeda motor.

Sudahkah sekarang ini kita sadar bahwa negara kita telah dikuasai oleh negara kapitalis? Kapitalisme atau ‘Kapital’ adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Disini pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar untuk mengatur keuntungan maupun harga jual produk.Pengertian kapitalisme atau kapital yang lainnya adalah sistem ekonomi yang menekankan pada kepemilikan modal.

Dengan munculnya kapitalisme di negara berkembang seperti di Indonesia maka daya saing produk – produk dalam negeri akan sangat sulit melihat pasar sudah dikuasai oleh produk asing yang notabennya sudah mendapat kepercayaan di hati masyarakat. Dengan modal yang besar maka tidak sulit untuk membuat iklan produk secara besar-besaran. Dengan iklan yang hebat maka akan menarik animo masyarakat pula, sedangkan pemilik modal asli Indonesia cenderung memiliki modal relatif kecil yang tidak dapat ditandingkan dengan HONDA sebagai produsen besar.

Efek dari kapitalisme sendiri akan memunculkan yang namanya One Dimensional Man Theory yang dicetuskan oleh Herbert Marcuse. Manusia akan bergabung pada komunitas tunggal. Tidak ada lagi dimensi variatif. Manusia punya parameter yang sama terhadap suatu barang tertentu, manusia punya keinginan yang sama terhadap produk tertentu. Masyarakat sekarang ini cenderung lebih bangga bila bisa masuk dalam suatu kelompok tertentu misalnya Club motor. Masyarakat menggemari produk yang sama misal bila ingin membeli motor bebek ya HONDA jawabannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun