Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penokohan Dostoevsky

30 September 2020   14:17 Diperbarui: 30 September 2020   14:40 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.imdb.com/name/nm0234502/mediaviewer/rm4234557952

Cukup sulit menemukan kritik Dostoevsky sebelum membacanya sendiri. Saltykov, Mikhailovsky, atau Tolstoy menganggap tokoh-tokoh Dostoevsky dibuat-buat dan tidak meyakinkan---menggunakan bahasa dan ekspresi yang sama--- "Orang gila Dostoevsky termasuk dalam rumah sakit jiwa, bukan dalam novel". Sementara itu, Nietzsche menyebut Dostoevsky sebagai "Satuatunya psikolog, yang kebetulan darinya saya harus belajar sesuatu". Pemahaman Dostoevsky yang tidak biasa tentang orang-orang dimulai dengan sejarahnya yang tidak biasa.

Pada 1849, Fyodor Mikhailovich Dostoevsky, penulis muda, ditangkap sebagai anggota Lingkaran Petrashevsky yang sosialis. Dia dituduh melakukan konspirasi anti-Tsar dan dipenjarakan selama empat bulan di antara penjahat paling berbahaya Rusia dan dijatuhi hukuman mati. Sebelum eksekusi, sebuah surat tiba yang menyatakan, "Dengan belas kasihan Tsar, anggota Lingkaran Petrashevsky akan diselamatkan. Hukuman baru mereka adalah pengasingan, empat tahun kerja paksa di kamp penjara Siberia". Dostoevsky menulis:

"Di musim panas, kegerahan yang tak tertahankan; di musim dingin, dingin yang tak tertahankan. Semua lantainya sudah lapuk. Kotoran di lantai setebal satu inci; orang bisa terpeleset dan jatuh... Dari senja hingga fajar, mustahil untuk tidak berperilaku seperti babi... Kutu, kutu, dan kumbang hitam di dekat semak..."

Di Penjara, Dostoevsky dianggap "Salah satu narapidana paling berbahaya". Tangan dan kakinya dibelenggu selama masa hukuman, dilarang membaca apapun kecuali Perjanjian Baru, juga dilarang menulis. Stephen King menulis: "Jika kamu ingin menjadi penulis, kamu harus melakukan dua hal di atas segalanya: banyak membaca dan banyak menulis". Dostoevsky muda tidak melakukan keduanya. Dia menghabiskan akhir usia dua puluhan dan awal tiga puluhan dengan terbelenggu di antara orang-orang buangan Rusia. Dia makan, tidur, bekerja, dan menghibur diri di antara mereka. Di akhir hukumannya, dia melihat mereka sebagai saudara.

Dostoevsky keluar dari Siberia sebagai mantan tahanan yang memiliki pemahaman baru tentang sifat manusia. Di kamp penjara, dia melihat orang-orang baik dan rendah hati yang telah melakukan kejahatan, atau orang-orang jahat yang memperlakukannya dalam kasih persaudaraan. Kebijaksanaan yang dia peroleh adalah bahwa jiwa manusia lebih misterius dari apa pun, dan bahwa kebaikan dan kejahatan tidak hanya hidup berdampingan di dalam hati yang sama, tetapi sering kali memunculkan satu sama lain.

 "Saya tidak tahan bahwa beberapa orang, bahkan dengan hati yang luhur dan pikiran tertinggi, harus mulai dari cita-cita Madonna (kebajikan) dan diakhiri dengan cita-cita Sodom (dosa). Bahkan lebih menakutkan ketika seseorang yang sudah memiliki cita-cita Sodom dalam jiwanya tidak menyangkal cita-cita Madonna juga... Tidak, manusia itu luas, bahkan terlalu luas, saya akan mempersempitnya... Di sini iblis itu berjuang dengan Tuhan, dan medan perang adalah hati manusia." (Brothers Karamazov)

Sementara Nabokov mengkritiknya "Pembunuh sensitif dan pelacur yang penuh perasaan", Dostoevsky memahami setiap orang adalah sebagian dari malaikat, sebagian dari monster, dan bahwa sifat manusia adalah tarian di antara keduanya--- sebuah dualitas ekstrem. Banyak dari mereka mampu memiliki cinta tanpa pamrih dalam satu saat, dan kejahatan yang kejam di saat berikutnya. Katakanlah tokoh Nikolai Stavrogin yang memperkosa seorang gadis berusia sebelas tahun dan kemudian mendengarkannya saat dia gantung diri.

Banyak kritikus mengutuk obsesi Dostoevsky. Mengklaim dirinya tidak mampu menggambarkan kehidupan manusia normal: buku-buku penuh dengan skandal, pembunuhan, konspirasi, perselingkuhan, halusinasi, bunuh diri, dll. Tetapi penggambaran penulis tentang kondisi manusia dalam krisis disengaja. Dia percaya bahwa yang luar biasa mengungkapkan lebih banyak tentang sifat sejati dunia daripada yang biasa. Dostoevsky menyebut dirinya 'seorang realis dalam arti yang lebih tinggi'. Ia percaya, buku yang mengungkapkan sesuatu tentang esensi realitas dalam arti yang lebih tinggi realistis daripada buku yang berisi tokoh biasa dalam keadaan sehari-hari.

Mungkin kita tahu bahwa Platon, ketika menetapkan fondasi filsafat sekitar dua milenium lalu, memilih bentuk dialog untuk menguji dan mengkomunikasikan gagasan. Karya Dostoevsky paling baik dipahami dalam tradisi dialektika ini--- tokohnya mewujudkan ide dalam daging. Drama kehidupan mereka menggambarkan konsekuensi dan interaksi kehidupan nyata dari apa yang seharusnya menjadi konsep abstrak. Jika tokoh dalam novel Dostoevsky percaya bahwa dia lebih tinggi dari moralitas manusia, dia akan bertindak mengabaikannya dan menanggung akibatnya (pembunuhan Raskolnikov). Jika tokoh meremehkan ketakutan akan kematian, dia akan bunuh diri untuk mengatasinya (Kirilov). Jika tokoh percaya bahwa 'jika tidak ada Tuhan, semuanya diizinkan,' dia akan mempertaruhkan kewarasannya dengan bertindak sesuai (Ivan Karamazov). Dari situ kita tahu, filsafat dalam karya Dostoevsky sama sekali tidak kering atau abstrak. Ini menciptakan konflik dan mendorong plot, membuat pembaca melahap halaman demi halaman.

Tokoh Dostoevsky mengeksplorasi kekuatan destruktif dari kesombongan dan mengejar kemerdekaan. Banyak dari mereka lebih memilih 'memerintah di Neraka daripada melayani di Surga'. Mereka sengaja menghancurkan hidup mereka dan mencari penderitaan. Mengapa? Dostoevsky menjawab, 'Seluruh pekerjaan manusia tampaknya benar-benar hanya terdiri dari membuktikan pada dirinya sendiri setiap menit bahwa dia adalah seorang manusia dan bukan tuts piano!'

Manusia harus tahu bahwa mereka bisa. Karena kebebasan sejati termasuk kebebasan untuk menghancurkan diri sendiri, menjadi jelek dan jahat. Tokoh Dostoevsky tidak akan pernah bisa bahagia kecuali mereka tahu bahwa mereka bebas untuk sengsara.Sebaliknya, mereka menemukan kesenangan dalam menghancurkan hidup mereka dan melihat kemerdekaan sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun