Ada hal menarik lainnya. Hampir di setiap sudut ruangan, terdapat golden words yang sungguh menyejukkan. Di bagian depan misalnya, kutipan dari Mother Theresa. Di ruangan sebelah kanan depan tempat saya duduk kutipan dari ajaran buddha, juga di ruang-ruang yang lain.
Yang aneh menurut saya adalah lima papan berwarna hitam, hijau cerah, merah tenggelam, biru, dan warna merah yang agak cerah (saya kurang ingat persis) yang digantung tepat di sebelah kiri saya. Di papan tersebut terdapat tulisan-tulisan dengan unsur-unsur yang sangat khas Asia: cosmic, earth, metal, air and fire. Hampir saya yakin Daniel Julien tidak pernah berpikir tentang hal ini di usia 25 tahunnya.
Ketika saya konfirmasi, "itu values-nya kami," kata Mas Bona. Dari sumber yang saya baca di Internet, gaji Teleperformance rata-rata tiga juta perbulan untuk yang call center dan lima juta untuk customer service. Saya juga sedikit ragu, karena itu bukan yang awam di kota besar. Hhhhh. Poinnya adalah hari ini mereka mau berbagi dengan adik-adik di Panti Asuhan Sang Timur, Nanggulan.
Pagi ini saya, Mas Bona, ditambah Mas Markus mendahului ke Kulon Progo untuk mempersiapkan tempat. Syukurlah suster Getrudis telah menyuruh anak-anak panti untuk membantu membersihkan dan mengatur tempat.
Kali itu juga saat pertama saya melihat anak-anak panti tersebut secara menyeluruh. Ada yang dari Kalimantan, Papua, NTT, Jakarta dan mungkin juga dari Jawa. Panti Asuhan tersebut sudah berdiri sejak 1982, dan tepat di depan Paroki Hati Tak Bernoda Maria.
Karena tempat telah dipersiapkan, maka yang bagian kami hanya menyeting proyektor termasuk memasang bener (bahasa). Kendati pekerjaan kami terlihat kecil, namun ekstrem. Celana saya bahkan sobek karena memasang bener. Syukurlah Mas Markus dan Bona tidak menyadari hal ini. Membantu itu memang indah asal jangan mengeluh. Hhhhh.
Perayaan ibadat berlangsung dengan periah perpaduan liturgi antara Katolik dan Protestan (saya merasa demikian) dengan nuansa generasi milenial saat ini. Usai perayaan ibadat dilanjutkan dengan sambutan, game bersama, pembagian hadiah dan kemudian ditutup dengan makan siang.
Saya melihat antusias dari anak-anak panti tersebut. Mereka berteriak dengan nada tinggi dan murung. Saya berharap para Teleperformance tidak hanya bahagia karena kegiatan mereka berhasil, namun karena telah bersumbangsih terhadap mereka-mereka yang memiliki mata dan hidung sama seperti kita.
Keceriaan, kegembiraan, sukacita Natal bersama menjadi bekal untuk dikisahkan di dalam hidup dan bahwa kisah Teleperformance harus selalu bersambung di Indonesia. Adik-adik kita juga ingin maju.
Akhirnya saya ingin berterimakasih secara tulus dan sempurna, kepada perusahaan Teleperformance atas pengalaman kemanusiaan ini. Dan kalau boleh, terimakasih ini pun untuk Mas Bona, yang sudah saya anggap sebagai kerabat sendiri, saudara sendiri, termasuk teman diskusi dalam tema-tema dialektis di tanah rantau.
Hari ini mata saya terbuka bahwa orang muda pun bisa bersumbangsih. Semangat terus Teleperformance, karena melayani itu tidak memiliki batas selain tanpa batas.Â