Mohon tunggu...
Simon Constantine Manalu
Simon Constantine Manalu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Tulisan ini bisa disempurnakan atau di edit sewaktu-waktu. siapapun yang belum pernah menulis, tapi punya pendidikan tinggi silahkan menulis dikompasiana, bagi ilmu anda ke masyarakat. dan siapapun yang tidak punya pendidikan yang tinggi tapi punya niat dan hobi menulis, salurkanlah dikompasiana. serta siapapun yang kerjanya hanya bisa berkomentar ria untuk membully tanpa pernah menulis, belajarlah untuk menulis dan jangan hanya berkomentar ria untuk membully. Catatan: 1. Menulis itu tidak gampang..., apalagi menulis dikompasiana...!!! buktikan saja dulu...!!! 2. Buang Titel S2 dan S3 MU jika kau tak mau membagi ilmumu untuk masyarakat dalam bentuk tulisan dikoran cetak dan online...!!! 3. Titel S2 dan S3 bukan untuk gaya-gayaan bro sista. 4. Bagi Pemilik Titel S2 dan S3 tanya dosenmu: "apakah yang bergelar S2 dan S3 wajib membagi ilmunya ke masyarakat dalam bentuk tulisan meski sudah dapat gelar?." 5. STOP BULLY

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sandiaga Uno adalah Orang yang Berpribadi dan Berpola Pikir Mikro

17 Oktober 2018   08:31 Diperbarui: 17 Oktober 2018   16:47 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara atau membahas mengenai kata "Mikro" , kita pasti teringat dengan mata kuliah ekonomi mikro. Didalam ilmu ekonomi mikro, definisi dari kata "Mikro"  adalah kecil atau sesuatu yang kecil.  Dan di ibaratkan bagaikan pohon-pohon didalam hutan.

Dalam sudut pandang ekonomi mikro, orang-orang yang berpribadi dan berpola pikir mikro (kecil) dipastikan senantiasa mencari keuntungan pribadi dan selalu berupaya memperoleh keuntungan yang maksimal dari usahanya. Dan hal ini terlihat jelas pada pribadi dan pola pikir Sandiaga Uno disaat dia menyandang predikat sebagai cawapres pada saat rupiah melemah.

Pada saat rupiah melemah, Sandiaga Uno yang kita kenal sebagai cawapres  justru menunjukkan pribadi dan pola pikirnya yang asli. Dan hal ini dibuktikan melalui dua hal, yaitu:

  • Aksi Sandiaga Uno sebagai cawapres dalam menukar simpanan dollarnya ke rupiah dikala rupiah melemah
  • Aksi Sandiaga Uno menjual saham saratoga miliknya untuk membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah dikala rupiah melemah

Perlu kita ketahui, pada saat Sandiaga Uno menukarkan simpanan dollarnya ke rupiah, dia justru mengambil keuntungan dari aksinya tersebut dikarenakan harga dollar sedang tinggi-tingginya disaat rupiah melemah. Meskipun Sandiaga Uno menukarkan seluruh simpanan dollar miliknya ke rupiah, logikanya belum tentu dapat menguatkan nilai tukar rupiah.

Kemudian, perlu kita ketahui dan pahami juga disaat Sandiaga Uno menjual saham saratoga miliknya dan membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah, Sandiaga Uno membeli obligasi tersebut menggunakan rupiah. 

Dan pada saat Sandiaga Uno membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah, justru Sandiaga Uno  memperoleh imbal hasil dari investasinya dikarenakan pemerintah yang berutang kepadanya, dan dia memperoleh bunga obligasi secara berperiodik dari pemerintah, serta pemerintah pasti membayar utang tersebut kepada dirinya sesuai dengan tanggal jatuh tempo.

Dengan demikian jelaslah, sebagai cawapres, Sandiaga Uno adalah orang yang berpribadi dan berpola pikir mikro (kecil).

Persepsi Yang Keliru Ketika Sandiaga Uno Dianggap Membayar Utang Negara Karena Membeli Obligasi Yang Dikeluarkan Pemerintah

Banyak yang bersorak-sorai dan mengelu-elukan Sandiaga Uno telah membayar utang negara ketika Sandiaga Uno menjual saham saratoga miliknya dan menggunakan uang hasil penjualan saham saratoga tersebut untuk membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah.

 Bagi mereka yang bersorak-sorai dan mengelu-elukan Sandiaga Uno tersebut, mereka perlu terlebih dahulu memahami mengenai  ilmu matematika keuangan. 

Di dalam ilmu matematika keuangan, dijelaskan bahwa "seorang  investor  obligasi hanya mencari untung dari aksi dirinya membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah. Dikarenakan, ketika seorang  investor  obligasi membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah, malah  mengharapkan pendapatan yang tetap atau imbal hasil (yield) yang sesuai  dari obligasi yang dibelinya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun