Mohon tunggu...
Simon Constantine Manalu
Simon Constantine Manalu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Tulisan ini bisa disempurnakan atau di edit sewaktu-waktu. siapapun yang belum pernah menulis, tapi punya pendidikan tinggi silahkan menulis dikompasiana, bagi ilmu anda ke masyarakat. dan siapapun yang tidak punya pendidikan yang tinggi tapi punya niat dan hobi menulis, salurkanlah dikompasiana. serta siapapun yang kerjanya hanya bisa berkomentar ria untuk membully tanpa pernah menulis, belajarlah untuk menulis dan jangan hanya berkomentar ria untuk membully. Catatan: 1. Menulis itu tidak gampang..., apalagi menulis dikompasiana...!!! buktikan saja dulu...!!! 2. Buang Titel S2 dan S3 MU jika kau tak mau membagi ilmumu untuk masyarakat dalam bentuk tulisan dikoran cetak dan online...!!! 3. Titel S2 dan S3 bukan untuk gaya-gayaan bro sista. 4. Bagi Pemilik Titel S2 dan S3 tanya dosenmu: "apakah yang bergelar S2 dan S3 wajib membagi ilmunya ke masyarakat dalam bentuk tulisan meski sudah dapat gelar?." 5. STOP BULLY

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Setan dan Partai Allah?

19 April 2018   06:54 Diperbarui: 20 April 2018   04:41 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

/nasional.kompas.com

Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah. Untuk melawan siapa? Untuk melawan hizbusy syaithan. Orang-orang anti Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan. Ketahuilah partai setan itu mesti dihuni oleh orang-orang yang rugi, rugi dunia akhiratnya. Tapi ditempat lain, orang yang beriman bergabung disebuah partai besar namanya hizbullah, partai allah. Partai yang memenangkan perjuangan dan memetik kejayaan (Amien Rais,2018).

Itulah sepenggal pernyataan Amien Rais yang penulis kutip dari CNN Indonesia.com. Atas sepenggal pernyataan Amien Rais ini, penulis bertanya didalam hati: 1) Apakah yang menjadi indikator sebuah partai layak disebut sebagai partai setan?, 2) Apakah yang menjadi indikator sebuah partai layak disebut sebagai partai Allah?, Dan 3) Partai manakah yang dimaksud Amien Rais sebagai  partai setan?

Jika merujuk lagi dari pernyataan Amien Rais tersebut, muncul pertanyaan lagi didalam hati penulis: Apakah kader-kader partai yang berasal dari partai Allah versi Amien Rais sudah benar-benar melaksanakan kehendak Allah? Dan Apakah kader-kader partai yang berasal dari partai Allah versi Amien Rais sudah memiliki cara berpikir sesuai kehendak Allah?

Menelisik Sepak Terjang Kader-Kader Partai Allah Yang Membela Agama Allah

A. Sepak Terjang Kader PKS Yang Merupakan Sepak Terjang Kader Partai Allah

  • Menerima Suap dan Menikmati Gratifikasi Seks Yang Dilakukan Oleh Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq 
  • Penyebaran Berita Hoax Yang Dilakukan Oleh Fajar Agustanto Kader PKS daerah Mojokerto, Jawa Timur 
  • Menerima Suap Yang Dilakukan Oleh Yudi Widiana Tahun 2017
  • Dan Sebagainya

B. Sepak Terjang Kader PAN Yang Merupakan Sepak Terjang Kader Partai Allah

  • Menerima Gratifikasi Yang Dilakukan Oleh Nur Alam Gubernur Didaerah Sulawesi
  • Suap Duit Ketok APBD Yang Dilakukan Oleh Zumi Zola Gubernur Jambi
  • Dan Sebagainya

C. Sepak Terjang Kader Gerindra Yang Merupakan Sepak Terjang Kader Partai Allah

  • Kejahatan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Jro Gede Komang Swastika (Wakil Ketua DPRD Bali)
  • Korupsi Yang Dilakukan Oleh Mochamad Basuki (Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur)
  • Suap terkait Pembahasan Raperda Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil Serta  Raperda Tata Ruang Strategis Jakarta Utara Yang Dilakukan Oleh M. Sanusi (Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta)
  • Dan Sebagainya

Sumber:1 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun