Namanya Koalisi Indonesia Hebat (KIH), tentu nama ini bukan kebetulan, tapi dibuat sedemikian rupa untuk menunjukkan kepada publik bahwa koalisi ini benar-benar hebat, atau sekedar klaim bahwa ia hebat, atau sekedar mimpi merasa dirinya hebat.
Kehebatan koalisi ini dibuktikan dengan keberharsilannya menjaring calon presiden hebat, dan dibuktikan pula dengan keberhasilannya memenangkan jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia. Berikutnya presiden hebat Jokowi pun berhasil memilih orang-orang hebat untuk menjadi menteri-menterinya.
Sayangnya kehebatan jokowi ini diragukan bahkan dibantah oleh salah seorang kompasioner pemuja Jokowi di mana ia mengatakan bahwa Jokowi telah kebobolan karena telah memilih kader PKS menjadi menteri ESDM. Ia pun menyuruh jokowi untuk memecat menteri ESDM. Aneh tapi nyata seorang presiden hebat besutan Koalisi Indonesia Hebat disuruh-suruh oleh seorang kompasioner yang tak lain adalah salah seorang pemujanya.
Kalau betul Sudirman Said adalah kader PKS dan Jokowi telah kebobolan dan secara tidak sengaja memasukkan kader PKS ke kabinetnya, maka ini berarti presiden hebat dan koalisi hebatnya hanya sekedar klaim tanpa bukti, atau kalau ia memang hebat maka PKS jauh lebih hebat di mana PKS berhasil menyusupkan kadernya ke dalam kabinet jokowi.
Kalau presiden hebat Jokowi sengaja dan dengan penuh kesadaran memasukkan kader PKS ke kabinetnya karena kehebatan kader PKS tersebut, maka ini berarti PKS merupakan partai hebat yang berhasil mencetak kader-kader hebat yang mau-tidak mau diakomodir oleh lawan politiknya sebagai pengakuan atas kehebatan PKS.
Maka apa pun hal yang sebenarnya, entah jokowi betul-betul kebobolan atau sengaja dan dengan penuh kesadaran memasukkan kader PKS ke dalam kabinetnya, ini membuktikan bahwa PKS adalah partai hebat yang telah berhasil mencetak kader hebat. Maka tidak heran kalau di parlemen KIH selalu kalah dari KMP karena KMP didukung oleh partai hebat PKS yang kemungkinan besar di masa depan menjadi partai besar yang membawa indonesia menjadi negara hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H