Â
Membudayakan pola hidup sederhana merupakan cara berpikir atau sesuatu kebiasaan yang dilakukan sehari-hari secara terus menerus berdasarkan kebutuhan dengan pendapatan yang dihasilkan dapat berjalan dengan seimbang.
Seperti contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu selalu bersyukur akan setiap pencapaian dan penghasilan, bergaya sesuai kemampuan dan kebutuhan. Karena banyak orang yang bergaya tidak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Berhemat dalam finansial, melihat fenomena banyaknya orang yang selalu mendahulukan keinginannya, akhirnya mereka pun menjadi boros, sulit menabung dan investasi, sehingga kesulitan mencapai tujuan masa depan. Â Â Â Â
Cara berhemat dalam finansial pun sebenarnya cukup mudah. Misalnya dengan menggunakan amplop-amplop keuangan, kita sudah tahu berapa saja pos-pos keuangan tersebut. Tidak hanya itu, kita bias mulai dengan menabung dan berinvestasi di hari pertama gajian. Meski terkesan sepele, hal ini ternyata cukup membantu agar kondisi keuangan kita tetap terjaga.
Dan dengan memulai kehidupan sederhana, kamu akan dihindarkan dari sikap impulsif sehingga kondisi keuangan bias lebih stabil.
LANDASAN TEORI / METODOLOGI
Kaum Dhuafa
Secara bahasa, dhuafa bermakna lemah. Sementara menurut istilah, dhuafa dapat disebut sebagaigolongan orang yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketidak berdayaan, penderitaan, dan bentuk ketidak beruntungan lainnya. Dhuafa ini juga dapat dilihat dari kelemahan finansial, fisik, hingga psikis. Ada dua faktor yang menyebabkan orang menjadi dhuafa
Pertama, faktor internal yakni individu itu sendiri yang tidak memiliki sikap produktif sehingga menyebabkan kedhuafaan.
Kedua, faktor eksternal yaitu seseorang menjadi dhuafa karena keadaan diluar individu, seperti struktur social dalam kehidupan masyarakat yang tidak memihak, tidak adanya sikap kepedulian terhadap sesama, penindasan dan lain-lain.
Kaum Dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan ketidakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Hidup mereka yang seperti itu bukan terjadi dengan sendirinya tanpa ada faktor yang menjadi penyebab. Adanya kaum dhuafa telah menjadi realitas dalam sejarah kemanusiaan. Sama halnya dengan keberadaan aghniya yang memiliki kelebihan dan kelapangan.