“Habis Sail Karimata Terbitlah Sampah di Pantai Pulau Datok”. Mungkin kata itu kilasan gambaran tentang Pantai Pulau Datok saat ini. Benar saja, Minggu (23/10/ 2016) kemarin, saya bersama Relawan Konservasi Tajam selesai kegiatan penguatan kapasitas untuk konservasi orangutan, kami berkesempatan untuk mampir dan berkunjung ke Masjid Baru sebagai wisata baru saat ini dan Pantai Pulau Datok.
Setibanya di Pantai Pulau Datok kami melihat terbitnya sampah yang cukup berserakan disepanjang pantai tersebut, padahal sewaktu kegiatan Sail Karimata beberapa waktu lalu, sampah terbilang bersih dan tidak terlihat.
Jauh berbeda, ketika Sail Karimata beberapa waktu lalu, di sekitaran pantai begitu rapi dan indah. Seolah sampah-sampah tidak ada bersisa karena ada para petugas khusus sampah yang menanganinya. Namun, setelah kegiatan Sail Karimata sampah-sampah tersebut kian muncul, tak ubah terbit dan beranak pinak kian banyak terlihat.
Satu kata yaitu kesadaran. Sepertinya kesadaran dari beberapa oknum pengunjung yang mengunjungi jika boleh dikata masih rendah. Tong-tong sampah terlihat ada yang tidak terisi dan kebanyakan kosong. Nampaknya, niat dari para pengunjung bukan masalah kebersihan tetapi hanya sekedar penikmat keindahan Pantai, tetapi sejatinya keindahan pemandangan sayang jika dirusak oleh sampah-sampah yang berserakan.
Tentunya, hal ini sangat disayangkan. Obyek Wisata yang indah tidak seharusnya dirusak oleh pemandangan sampah yang bertebaran di sana-sini di sekitaran pantai. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah setempat. Jika sampah-sampah tersebut kian hari kian menumpuk dan bertebaran di sekitaran pantai sudah pasti akan menjadikan pantai kian kotor.
Selain itu juga mungkin boleh jadi akan berdampak pada makhluk hidup yang hidup disekitaran pantai tersebut. Mengingat, sampah seperti kantong plastik jika ditiup angin akan beterbangan kesana-kemari bahkan mungkin terbawa angin hingga ke bibir pantai dan sudah pasti dan boleh jadi, yang rawan adalah seperti jenis ikan ataupun penyu bisa saja menyangka sampah-sampah tersebut makanan mereka dan mereka memakannya yang berakibat pada kematian.
Tidak untuk menilai, tidak juga dianggap paling peduli atau sok peduli. Ini tentang keprihatinan terhadap sampah-sampah yang tidak ditangani dan tidak diperdulikan. Sejatinya, kepedulian dari semua pihak sudah semestinya untuk dilakukan terkait hal ini (masalah sampah). Sayang rasanya jika keindahan dari panorama pantai yang indah bersama hutan disekelilingnya dirusak oleh pemandangan sampah yang ada.
Buanglah Sampah Pada Tempatnya (Kotak Sampah)! Sayang jika potensi keindahan pulau Datok dan sekirarnya dirusak oleh sampah. Jika tidak ada kepedulian dari semua bukan tidak mungkin orang akan enggan untuk berkunjung. Mengingat, kebersihan dan keindahan menjadi nomor satu pandangan mata bagi para pelancong penyuka keindahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H