Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Refleksi Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

6 November 2012   07:35 Diperbarui: 3 November 2021   17:03 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13521870451701931612Foto Orangutan/ Pongo pygmaeus wurmbii di Taman Nasional Gunung Palung, foto doc. Tim Laman & Yayasan Palung

Kemarin (5/11), secara nasional memperingati hari cinta puspa dan satwa. Satu hari, yang didedikasikan secara khusus untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan dan rasa cinta kepada satwa khas Indonesia.

Namun yang menjadi pertanyaan mendasar adalah sudah kah kita peduli, melindungi dan memiliki rasa cinta terhadap satwa?

Pertanyaan mendasar terkait dengan kepedulian, perlindungan dan rasa cinta terhadap satwa sudah selayaknya dilontarkan, kenapa demikian?

Aecara kasat mata, satwa-satwa yang terdapat di muka bumi ini sedikit banyak mengalami berbagai persoalan. Tentunnya persoalan tersebut menyangkut hak-hak hidup mereka seperti layaknya manusia.

Tingkat kerancaman habitat tempat mereka tinggal berupa hutan dan populasi mereka semakin menurun, semakin punah, semakin terancam, semakin langka bahkan tinggal kenangan, akibat berbagai aktivitas manusia. Nasib mereka dari hari ke hari semakin memprihatinkan dengan semakin seringnya konflik manusia VS satwa.

Kepedulian, perlindungan serta rasa cinta terhadap satwa telah di dengungkan sejak tahun 1993, ini ditunjukkan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap puspa dan satwa. Dengan demikian sudah berlangsung selama 19 tahun sampai saat ini.

Berbagai cara telah banyak dilakukan oleh kawan-kawan lingkungan yang peduli terhadap satwa yang dilindungi, namun kepedulian ini belum sepenuhnya mendapat dukungan dari berbagai pihak, tetapi nyatanya sangat ironis.

Kepedulian bersama terhadap satwa dilindungi yang menjadi dasar kepeduliaan, cinta terhadap satwa dilindungi cenderung semakin terabaikan khususnya tindakan nyata. 

Hal lainnya yang mendasari semakin memperparah terancamnya satwa dan hutan di sebabkan oleh  tuntutan hidup manusia.

Tidak jarang yang selalu menjadi korban adalah satwa-satwa dilindungi dan keberadaan hutan serta tumbuh-tumbuhan akibat semakin lajunya tingkat kerusakan hutan dan berbagai persoalan lainnya sudah sangat dirasakan dampaknya.

Laju deforestasi juga berdampak langsung terhadap kehidupan manusia, seperti banjir, kekeringan dan kebakaran.

Hutan sebagai tempat berpijak bagi seluruh kehidupan di bumi semakin hari semakin terkikis dan satwa semakin memprihatinkan keberadaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun