Banyak cara yang digunakan untuk memperkenalkan masyarakat kepada lingkungan melalui berbagai pihak, seperti dari pemerintah dan pihak swasta melalui lembaga-lembaga, seperti lembaga sosial, kemasyarakatan dan konservasi. Apa yang bisa kita lakukan dan bagaimana kita menyikapinya?
Tanggal 3 Juni diperingati sebagai Rainforest Live. Yayasan Palung (Gunung Palung Orangutan Project) sebagai lembaga konservasi, bersama 10 lembaga lainnya, yakni Zoological Society of London, Orangutan Foundation UK, Crees Foundation, Sumatran Orangutan Society, TEAM Network, Tamandua Expeditions, Orangutan Outreach, Swara Owa, Project Anoulak, Orangutan Tropical Peatland Project. Sebelas lembaga atau orangisasi yang tergabung melakukan kampanye untuk mengingatkan kita betapa pentingnya hutan hujan bagi tatanan kehidupan.
Tujuan utama dari kegiatan tersebut tidak lain bagi lingkungan, satwa, dan masyarakat dengan berbagai aktivitas atau kegiatan di banyak wilayah di dunia. Kampanye penyadartahuan melalui media sosial merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan hutan hujan beserta satwa dan masyarakat secara langsung.
Berbagai aktivitas dilakukan dari tahun ke tahun, seolah tidak pernah berhenti untuk terlibat langsung di hutan. Adapun berbagai aktivitas yang dilakukan, seperti penelitian, penyelamatan satwa lebih orangutan dan keterlibatan langsung di masyarakat menjadi satu-kesatuan yang tidak terpisahkan saat ini. Salah satu cara dilakukan melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berkelanjutan dan tidak merusak hutan.
Berikut beberapa foto kegiatan Yayasan Palung yang dilakukan di hutan hujan secara langsung:
Mengingat wilayah hutan hujan (hutan tropis) yang berada di wilayah Kalimantan, lebih khusus di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara di Kalimantan Barat, seperti diketahui, di wilayah Kalimantan, dengan adanya hutan setidaknya terdapat sekitar 220 jenis mamalia, 420 jenis burung, 100 jenis hewan melata, dan 400 jenis ikan (Sumber data dari; Borneo wildlife). Dengan demikian, keberadaan keanekaraman hayati yang berada di wilayah tersebut sudah selayaknya untuk menjadi perhatian oleh semua pihak. Sama halnya dengan manusia perlu untuk kehidupan secara berlanjut.
Berbagai ancaman, tantangan, kejadian yang terjadi pada hutan hujan dan segala isinya termasuk manusia sebagai penerima dampak langsung. Berbagai fakta terjadi seperti kerusakan lingkungan, seperti kebakaran, illegal logging, alih fungsi dan pembukaan lahan berskala besar yang berdampak pada hilangnya habitat bagi tidak sedikit satwa. Hal tersebut juga sangat berdampak langsung pada manusia dalam kehidupan sehari-hari dengan beragam bencana akibat ulah tangan manusia.