Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nasib Dua Bekantan dan Seekor Monyet Ekor Panjang Tewas oleh Senapan Pemburu

5 Maret 2014   20:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:12 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13940017151125019921

[caption id="attachment_315301" align="alignnone" width="418" caption="Bekantan dan monyet ekor panjang tewas oleh senapan pemburu. foto dok. pemburu"][/caption]

Selang beberapa waktu, di siang hari ini (4/3), saya mendapat foto yang memperlihatkan nasib dua ekor bekantan (Nasalis Larvatus) dan seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tewas terkapar akibat kalah kuat melawan senapan angin pemburu di sekitaran pinggiran sungai Rangge Sentap, di wilayah Ketapang, Kalimantan Barat.

Rasa iba saya muncul, tidak kuasa melihat dua bekantan dan seekor monyet ekor panjang tersebut terbujur kaku tak berdaya alias mati. Rasa iba tersebut saya curahkan melalui tulisan ini. Rasa iba saya juga terkait bekantan merupakan salah satu satwa dilindungi dan keberadaannya saat ini terancam punah, demikian juga halnya dengan monyet ekor panjang yang hampir terancam.

Seperti diketahui, bekantan atau orang biasanya menyebut si hidung mancung merupakan salah satu satwa endemik yang hidupnya di sekitar pesisir sungai (tepian sungai) dan hutan rawa gambut.

Adapun sebaran populasi dan habitat bekantan tersebar di beberapa tempat, seperti di Kalimantan/Borneo, Brunai dan Malaysia.

Seperti diketahui, Bekantan memiliki kebiasaan sehari-hari dengan bertengger (berada di pinggiran sungai) setiap fajar mulai menyinsing dan menjelang tidur di senja hari, sekitar pukul 17.00-16.00 Wib.

Ciri-ciri bekantan dan habitat hidup. Bekantan memiliki hidung mancung dan besar pada jantan, dengan demikian bekantan disebut monyet belanda. Ukuran bekantan jantan kurang lebih 75 cm, dengan berat badan dapat mencapai 24 kg. Sedangkan Ukuran bekantan betina kurang lebih 60 cm, dengan berat badan dapat mencapai 12 kg. Bekantan betina memerlukan waktu 5-6 bulan masa kehamilan dan hanya melahirkan satu ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Setelah melahirkan, anak bekantan akan tinggal bersama induknya hingga menginjak dewasa (berumur sekitar 4-5 tahun). Di Habitatnya, bekantan hidup berkelompok dan masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor bekantan jantan. Biasanya dalam setiap kelompoknya berjumlah 10-25 ekor, mereka tinggal di tepian sungai.

Sejak tahun 2000, badan konservasi memasukan bekantan sebagai satwa dilindungi dan memasukan dalam status Endangered (terancam punah), Bekantan juga masuk dalam daftar CITES sebagai Apendix I (tidak boleh di perjualbelikan/diperdagangkan baik nasional maupun international). Menurut data tahun 2008, diperkirakan tinggal tersisa sekitar 25000 ekor atau dapat dikatakan jumlahnya semakin menurun drastis dari tahun ke tahun sejak tahun 1987 yang jumlahnya mencapai 260.000 ekor.

Sedangkan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), merupakan monyet yang saat ini juga keberadaannya sudah mulai terancam. Untuk sebaran populasi dan habitat, monyet ekor panjang tersebar hampir di seluruh Asia Tenggara.

Selain itu, UU no 5 tahun 1990, pasal 21 ayat 2 menegaskan dan mengatur tentang satwa dan keanekaragaman hayati yang menyebutkan; dilarang menangkap, membunuh, memburu, melukai, menyimpan dan memperjualbelikan binatang/hewan/ satwa dilindungiatau bagian-bagian lainnya dalam keadaan hidup ataupun mati. Sedangkan ancaman pidana apabila melanggar ketentuan akan dikenakan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda Rp 100 juta.

Satwa dan keaneragaman hayati semakin terancam atau dengan kata lain dalam ancaman saat ini. Tentu sangat beralasan, realita yang terjadi di muka bumi ini menjadi rangkaian tentang hidup makhluk hidup. Rentetan peristiwa memberikan gambaran tentang hal ini (Satwa dan keaneragaman hayati semakin terancam/dalam ancaman-red), tidak terkecuali kehidupan dan hidup manusia. Sudah selayaknya kita semua secara bersama untuk bersama menjaga demi semua bisa berlanjut termasuk bekantan dan satwa endemik lainnya.

By : Petrus Kanisius “Pit”- Yayasan Palung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun