Di hutan tropis, lebih khusus di wilayah Kalimantan Barat, tumbuhan yang memiliki damar, dipterocarp demikian tumbuhan ini disebut. Pohon ini juga ternyata memiliki banyak banyak mantaat, selain itu juga penting dan menarik serta termasuk disukai oleh bagi banyak satwa, terutama orangutan yang sangat menyukai buah dari pohon ini.
Pohon dari keluarga Dipterocarpaceae memiliki beberapa jenis. Antara lain adalah jenis-jenis Meranti  (Shorea sp.) dan Keruing (Dipterocarpus sp.). Pohon-pohon Dipterocarp seperti meranti dan keruing memiliki ukuran bisa melebihi satu meter dan memiliki tinggi 30 hingga 60 meter.
Pohon Dipterocarpaceae hidup dan tumbuh di datan rendah. Hal yang penting dan menarik dari pohon ini selain menjadi makanan dari banyak satwa. Menariknya, jika pohon tersebut (Dipterocarpaceae) berbuah, maka hampir dipastikan 90% pohon lainnya juga akan menyusul berbuah.
Direktur Penelitian Yayasan Palung (GPOCP), Tri Wahyu Susanto yang juga merupakan salah seorang peneliti di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP), di Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) mengatakan; Jika Pohon Dipterocarpaceae berbuah, maka akan menjadi penanda awal yang mana pohon-pohon buah yang lainnya seperti durian hutan, rambut hutan dan manggis akan menyusul berbuah pula, Â biasanya disebut buah raya (mast fruit).
![Salah satu Pohon Dipterocarpaceae yang tumbuh di Cabang Panti, Gunung Palung. Foto dok. Tri Wahyu Susanto](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/29/salah-satu-pohon-dipterocarpaceae-yang-tumbuh-di-cabang-panti-gunung-palung-foto-dok-tri-wahyu-susanto-57ecda9124b0bdbe0d1b01be.jpg?t=o&v=770)
Seperti kelasi dan kelempiau juga memakan buah ini (Dipterocarpaceae) Biasanya buah raya akan terjadi dalam rentang waktu 4-5 tahun, dan menariknya, setelah buah raya berakhir dipastikan masa reproduksi (musim kawin) tiba. Berdasarkan hasil penelitian di Stasiun Riset Cabang Panti, satu tahun setelah musim buah selesai, akan ada bayi orangutan lahir.
Menariknya lagi, pohon ini juga memiliki ciri khas selain tinggi dan ukurannya besar, tetapi juga memiliki tutupan kanopi (tutupan pohon). Seperti di Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung (TNGP), hampir dipastikan 80% adalah tumbuhan Dipterocarpaceae.
![Pohon Dipterocarp yang tumbuh di habitat hidupnya di Gunung Palung. Foto dok. Yayasan Palung, GPOCP dan Tim Laman](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/29/pohon-dipterocarp-yang-tumbuh-di-habitat-hidupnya-di-gunung-palung-foto-dok-yayasan-palung-gpocp-dan-tim-laman-57ecda45957a616231610580.jpg?t=o&v=770)
![Dafrar sebabaran Pohon Dipterocarpaceae di IndoneDafrar sebabaran Pohon Dipterocarpaceae di Indonesia. Capture data dari Boy Marpaungsia. Capture data dari Boy Marpaung](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/29/dafrar-sebabaran-pohon-dipterocarpaceae-di-indonesia-capture-data-dari-boy-marpaung-57ecdad4957a61dc3161057d.png?t=o&v=770)
Semoga saja, Pohon-pohon yang tersebar dibeberapa wilayah Indonesia ini masih dapat lestari hingga nanti.
Petrus Kanisius – Yayasan Palung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI