Mungkin kata itu yang cocok untuk dikatakan kepada mereka para pengrajin di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Dengan menganyam para pengrajin dapat menyelamatkan hutan. Atau dengan kata lain, mereka (pengrajin) memanfaatkan hasil bukan kayu tanpa harus merusak hutan.
Seperti misalnya, Ibu Vina. Semula ibu Vina (42 tahun) adalah penambang batu dan pasir yang sehari-harinya membantu suami dalam mencari nafkah. Namun kini, ia (Ibu Vina) tidak lagi bekerja menambang pasir atau pun batu. Iya, ibu Ida yang membuatnya berhenti menambang. Ibu Ida adalah sosok pengrajin yang boleh dikata mampu mengajak Ibu Vina menjadi anggota kelompoknya untuk menganyam kerajinan tikar pandan, tanpa harus merusak hutan.
Ibu Saparida nama lengkapnya yang juga berhasil mengajak Ibu Vina yang semula menambang dan kini beralih menganyam tikar pandan dan anyaman kreasi lainnya dari hasil hutan bukan kayu (hhbk) seperti tikar pandan dan ragam kreasi lainnya dari produk pandan untuk dibentuk menjadi aneka anyaman seperti tas, dompet, tempat tisu, kipas tangan, pembatas buku, anting-anting dan kalung. Selain itu ada juga produk anyaman lainnya seperti lekar, tetapi bahan bakunya dari lidi nipah.
Menurut saya, setidaknya pekerjaan inilah (anyaman kerajinan) yang menjadi salah satu kisah sukses para pengrajin di Kabupaten Kayong Utara (KKU). Dengan kata lain, dengan menganyam dan hasil dari menganyam mereka otomatis ada sumber pendapatan lain tanpa harus merusak hutan.
Dari hasil itu juga mereka (para pengrajin) dapat memperoleh hasil tambahan sehari-sehari dan dapat bisa menambah uang jajan bagi anak mereka yang sekolah. Belum lagi ketika saat pameran, rata-rata produk kerajinan para pengrajin dapat terjual.
Hingga saat ini para pengrajin di KKU terdiri dari; UKM Ida Craft; yang aktif nganyam 5 orang, 4 orang pengrajin pemula; total 9 pengrajin. UKM Peramas Indah : 5 aktif, 3 orang pengrajin pemula, total 8 pengrajin. Kelompok Karya Sejahtera : 6 aktif, 6 orang pengrajin pemula, total 12 pengrajin. Total semua pengrajin; 16 yang aktif, 13 pengrajin pemula. Jumlah keseluruhan pengrajin 29 orang.
Berharap semoga para pengrajin dapat terus menganyam sebagai salah satu pilihan yang sedapat mungkin dipertahankan hingga nanti. Tetap terjaganya hutan setidaknya menjadi satu kesatuan makhluk hidup agar bisa terus berlanjut, berdampingan dan harmoni. Dengan demikian hutan bisa tetap terjaga dan lestari.