Hari ini 14 Februari, diperingati sebagai hari kasih sayang. Sayangi sesama, sayangi pasangan,sayangi teman dan sejatinya sayangi satwa. Hari valentine atau biasanya disebut juga sebagai hari yang mengingatkan kita akan pentingnya kasih sayang tidak hanya kepada sesama tetapi juga satwa. Tetapi bukan berati hanya hari Valentine saja, namun harus terus menerus untuk diterapkan. Tentunya dengan berbagai cara pula.
 Bukankah bila kita sayangi sesama, kita juga berhak untuk sayang kepada nasib satwa sebagai sesama makhluk ciptaan Sang Pencipta. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh anak muda hingga orang dewasa untuk memperingatinya dengan pasangannya masing-masing. Ada pula yang memperingati tanpa pasangan bila masih jomblo alias belum memiliki pasangan, namun tidak ada salahnya kita merayakannya dengan kesendirian dan berbagai cara yang berbeda.
Merayakan hari valentine berharap menerapkannya dengan hal-hal yang baik alias positif terhadap orang yang kita sayangi. Memberikan kado istimewa berupa ucapan dan setangkai bunga mawar kepada pasangan masing-masing mungkin atau juga memberikan kejutan kepada pasangan berupa hadiah cincin untuk pernikahan atau merencanakan memiliki momongan.
Lalu, bagaimana caranya menyayangi  (sayangi) satwa?.
Menyayangi sesama dan satwa bukan berarti harus memiliki. Ungkapan rasa kasih sayang tidak harus memaksa. Untuk sayang terhadap satwa juga banyak cara yang bisa dilakukan, sayang terhadap satwa juga tidak harus memiliki atau memiliharanya. Sayangi satwa dengan kepedulian, kepekaan serta perhatian dari kita manusia dengan berbagai cara misalnya, kepedulian untuk mengkampanyekan (penyadartahuan), memberi informasi tentang bagaimana satwa-satwa yang saat ini perlu perhatian dari semua pihak karena kondisinya dalam ancaman nyata saat ini (perlu kasih sayang dari semua). Untuk memastikan sayangi satwa, tidak harus memilihara dengan maksud mencintai lingkungan dimana satwa (satwa dilindungi) itu berada atau dengan kata lain habitatnya berupa hutan. Biarkan satwa hidup bebas di alamnya tanpa harus memenjarakan atau mengurung mereka di sangkar.
Hendak hati menyayangi satwa, tetapi malah menyengsarakan satwa. Banyak contoh kasus pemiliharaan yang malah berujung kepada satwa yang tidak terurus atau terlantar. Â Biarkan satwa memperoleh haknya sebagaimana ia disebut satwa (hewan), jangan menghilangkan haknya karena makhluk hidup memiliki hak untuk dihargai di habitat hidupnya dengan memcintai alam dan lingkungannya tanpa merusaknya.
Mengingat juga, satwa perlu perlindungan dan perhatian. Satwa dan habitat hidupnya perlu disayangi demi keberlanjutan hingga nanti.
Intinya yang terpenting dari cara menyayangi satwa tidak lain adalah bagaimana kepedulian dan kebijaksanaan dari kita semua (manusia) untuk menjaga serta melestarikan tanpa merusak mereka.
Menyayangi tanpa harus menyakiti, bila kita menyayangi berarti juga kita memiliki perhatian, kepeduli serta dapat menjaga dengan berbagai cara juga. Jangan kita melupakan satwa seperti kita melupakan mantan sebab satwa dan habitatnya memiliki caranya sendiri untuk menyayangi kita manusia tanpa kita sadari. Seperti kita ketahui, adanya lingkungan, alam, hutan dan satwa yang masih terjaga hampir dipastikan mereka juga mencintai dan menyayangi (sayang) pula kepada kita manusia. Dengan kata lain adanya hutan dan satwa yang masih terjaga dengan baik, mereka akan memberikan berjuta hingga tidak terhingga cinta, kasih, sayang mereka berupa udara yang gratis, air yang bersih dan lingkungan sehat tanpa menimbulkan rasa sakit ataupun air mata. Â Selamat hari kasih sayang, sebarkan kasih sayang kepada semua tanpa terkecuali hingga nanti dan selamanya.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H