Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Bulan Kemerdekaan RTC] Rimba dan Samudera Raya: Sudah Merdekakah Aku?

16 Agustus 2016   15:27 Diperbarui: 16 Agustus 2016   15:44 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanam untuk pelindung juga penahan untuk semua lestari hingga nanti. Foto dok. Yayasan Palung

Aku rimba bersama samudera raya, aku malu untuk merayakan hari merdeka.

Malunya aku karena aku masih bertanya apakah aku sudah merdeka.

Aku bertanya, karena aku banyak ingin tahu, karena aku rasa;

Banyak yang aku rasa aku masih terjajah, terpenjara, dalam rimba raya, belantara yang penuh semai tetapi terkikis menjalang habis. Demikian juga aku samudera raya dihantam ombak tanpa henti, tetapi bukan itu, namun lebih dari itu. Bila aku hutan yang tidak lain rimba raya bersama satwa terus tergerus kian terhimpit karena investasi. Samudera raya bersama biotanya kian tercemar oleh ragam tingkah polah penghancur karang, peracik bom ikan bersama pukat harimau.

Apakah itu aku merasa merdeka?. Atau aku terus tergerus juga terjajah?.

Aku tidak bisa menjawab, aku hanya bisa bertanya.

Bertanya bukan untuk mengadu, mengeluh, atau menyalahkan.

Tanyaku itu tentang adanya aku sekarang, bukan kemarin.

Inginku, semua bisa merdeka. Termasuk aku bisa memastikan apakah aku merdeka.

Seingatku, hingga kini aku (rimba dan samudera raya) acapkali menjadi perebutan di tapal batas antar negara. Harapku aku tak dipebutkan, bila ada rasa peduli dari negeri ini untuk menengok nasibku, nasib kami. Bila boleh balutlah bilur-bilur sakit dan lukaku dengan obat mujarab sehingga aku boleh berangan-angan merdeka yang sesungguhnya.

Mengingat, bila aku (rimba dan Samudera raya) tidak lagi bisa bertanya tentu itu menjadi tanda tanya yang mengundang tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun