Hari Primata jika boleh dikata sangat relevan untuk selalu kita peringati/rayakan setiap tahunnya, mengingat setiap tanggal 30 Januari karena perannya yang sangat penting sekali bagi ekosistem lainnya (satu kesatuan) yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya di alam ini.
Ya, tentu saja peran primata tidak sedikit memberi manfaat bagi tatanan kehidupan makhluk hidup lainnya. Ada primata sedikit banyak memberi sumber hidup bagi makhluk hidup lainnya pula.
Lalu apa sajakah peran primata yang dimaksud?
Menurut Pusat Studi Satwa Primata, menyebutkan, setidaknya ada 59 spesies satwa primata dari 11 genus yang mendiami habitat hutan Indonesia. Dari sekian banyak spesies primata satwa yang disebutkan berdasarkan data, ada beberapa primata yang sudah sangat terkenal di Indonesia karena peran dan fungsi mereka. Salah satunya adalah orangutan (kera besar/Hominidae). Selain itu ada monyet ekor panjang (Cercopithecidae), owa (Hylobatidae), kukang (Lorisidae), dan tarsius (Tarsiidae).
Orangutan dan Owa/kelempiau misalnya, mereka memiliki peran sebagai petani hutan. Sebagai petani di hutan, orangutan dan owa tidak sedikit berperan serta dalam keberlanjutan tajuk-tajuk pepohonan (hutan) terus berdiri kokoh. Sebagai petani, orangutan dan owa tanpa lelah menanam di hutan alam ini.
Ada orangutan, ada hutan. Ada orangutan, owa dan primata lainnya di hutan alam ini maka hutan masih boleh berdiri kokoh. Ada orangutan, owa dan primata lainnya berarti ada kehidupan.
Semua yang mendiami hutan alam ini sebagian besar menggantungkan hidupnya kepada peran primata. Tidak sedikit tajuk-tajuk pepohonan/hutan yang tumbuh menjadi makanan/pakan dari primata itu sendiri satwa lainnya.
Pohon-pohon yang tumbuh itu pun berdaun, berbunga dan berbuah yang tentu saja menjadi penyedia sumber makanan satwa ketika mungkin di tempat lain paceklik buah. Akan tetapi jika tajuk-tajuk pepohonan masih boleh berdiri kokoh maka sudah hampir pasti sumber makanan/pakan akan berlimpah tersedia di hutan alam yang menjadi rumah bagi sebagian besar makhluk hidup lainnya pula.
Pertanyaannya adalah bagaimana apabila hutan alam ini tidak ada yang menanam? Sanggupkah kita seperti mereka (primata) yang tanpa henti dan tanpa pamrih menanam siap waktu, dengan syarat mereka masih ada di wilayah hutan alam yang di maksud. Mengingat, nasib sebagian besar dari primata tidak jarang selalu dalam ancaman nyata. Masih seringnya kasus perburuan, pemiliharaan, konsumsi primata ataupun satwa yang dilindungi serta ditambah dengan semakin menyempitnya habitat yang tak lain juga menjadi rumah dari ragam primata dan satwa lainnya tentu menjadi salah satu sebab terkait bagaimana dengan keberlanjutan nafas kehidupan mereka selanjutnya.
Sesungguhnya, ada banyak tantangan akan keberlanjutan nafas hidup dari para primata saat ini yang sudah dan akan terjadi apabila dari semua kita acuh bahkan tidak peduli.