Mungkinkah kita bisa bertahan terus menerus tanpa bumi yang sehat? Otomatis, bila kita masih menginginkan bumi yang sehat maka ada tindakan dan kepedulian Bersama pula.
Sebagai rumah bersama, bumi perlu tindakan nyata untuk terus menerus dirawat, dijaga dan dilestarikan dengan cara-cara sederhana yang kita miliki.
Tindakan-tindakan kita sehari-hari tanpa kita sadari acap kali membuat ibu bumi semakin sulit sembuh dari sakit penyakitnya.
Sudahkah kita hemat air, hemat listrik, tidak membuang sampah sembarangan? Bila ya, berarti ada kepedulian yang masih boleh kita jalankan untuk berpihak kepada nasib bumi ini.
Namun jika kita tidak atau belum melakukannya, perlahan-lahan bolehlah kiranya untuk memulai peduli pada bumi dengan cara-cara sederhana yang semestinya bisa lakukan.
Hal lainnya yang bisa kita lakukan untuk mendukung nasib bumi agar boleh berlanjut diantaranya menggunakan produk yang ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan kantong plastik.
Selanjutnya, aksi nyata lainnya yang bisa kita dilakukan seperti melakukan penanaman pohon dan mendaur ulang apapun yang bisa didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.
Nasib bumi ini ada pada kita semua, tergantung bagaimana kita memperlakukannya. Bila ia (bumi) tidak disapa/diperhatikan dengan cara-cara sederhana atau kepedulian kita maka ia mungkin semakin sulit melindungi kita dari apa yang terjadi selama ini (banjir, tanah longsor, kekeringan, perubahan iklim dan lainnya) semakin kian terasa mendera.
Bumi sebagai ibu dan sekaligus sebagai rumah kita bersama menanti semua kita untuk peduli dengan cara-cara sederhana yang kita miliki. Peduli berarti ada harapan ibu bumi untuk terus sehat di usianya yang semakin renta ini.
Ibu bumi selalu memberi tanpa pamrih kepada kita semua, berharap kita pun bisa memberi sesuatu kepada bumi tanpa paksaan. Bumi sehat, kita pun sehat.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung