Bila banjir terjadi, tak sedikit yang mencibir bahwa alam tak bersahabat dengan kita? Apakah demikian adanya sesuai fakta?
Apakah kita atau alam yang tersakiti sejak semula?
Alam raya yang diciptakan ini tentunya oleh Sang Pencipta memiliki tujuan mulia bagi kita dan semua makhluk lainnya boleh harmoni adanya. Â
Alam atau lingkungan ini tidak mungkin membinasakan atau merugikan sekelilingnya. Mengingat, alam (lingkungan) justru menjaga dan memilihara serta memberi manfaat.
Akan tetapi, lihatlah, resapan air berupa hutan semakin tercerabut, terkikis menjelang habis. Tangan-tangan serakah pun semakin berlomba menggores luka pada alam ini.
Tangan-tangan penolong kalah telak menolong. Tajuk-tajuk penyangga itu kini menanti arti akan refleksi bersama dengan tindakan nyata agar tak lagi terus terdera akibat ulah kita manusia yang cenderung menuai ingkar janji dari kata harmoni dengan alam ini.
Lihatlah, tengoklah, bila banjir tiba siapa yang menerima dampak nyata? Semua terkena dimana wilayah yang dilanda banjir itu. Semua juga terkena repot, bahkan berdampak korban harta benda.
Masih menyalahkan alam atau justru kasihan kepada alam? Berharap cerita banjir tak sekedar cerita yang seketika lewat belaka. Ada sebab, maka ada akibat. Alam ini perlu dirawat, memang tak mudah mengembalikan alam yang sudah sekian banyak hilang ini.
Satu kata, RAWAT alam ini. Bila kita bisa merawat alam ini, tentu harmoni itu ada dan kita tak dilanda dan didera banjir yang datang tiba-tiba itu.