Menurut Egi, satu dari Relawan Rebonk mengatakan, jika tanaman-tanaman mangrove yang ditanam itu seandainya mati atau terbawa gelombang maka mereka siap untuk menggantinya dengan tanaman baru. Selain itu, kami juga siap memonitor tanaman secara rutin setiap minggunya.
"Kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan di Pantai Pasir Mayang pada hari ini (22/6/2019) merupakan kegiatan lanjutan yang telah dilakukan sebelumnya pada hari bumi lalu. Kegiatan ini juga sekaligus untuk memeriahkan hari hutan hujan sedunia pada 22 Juni, Komitmen kami adalah tumbuhan ini harus tumbuh dengan baik. Rencana saya saya akan melakukan pengamatan terhadap perkembangan tumbuhan ini setiap 2 minggu sekali. Jika ada yang mati makan saya dan relawan rebonk akan melakukan penyulaman secara rutin hingga tumbuhan ini benar-benar dipastikan bisa hidup secara mandiri", ujar Riduwan dari Yayasan Palung selaku penanggungjawab pada kegiatan penanaman mangrove tersebut.
Berharap pula, semoga dengan adanya penanaman mangrove di sekitar pantai Pasir Mayang selain sebagai pencagah abrasi juga berharap menjaga asa nafas kehidupan boleh berlanjut yang bisa memberi manfaat sebagai penyaring alami (penjernih air dan pembersih dari berbagai kotaran/racun yang ada di laut), pelindung dan sebagai rumah dan sumber hidup bagi makhluk hidup di laut. Dengan tersedianya tumbuhan mangrove di sekitar pantai  bisa memberi harapan bagi para nelayan akan sumber ikan, udang dan kepiting.
Petrus Kanisius-Yayasan PalungÂ