Belajar sembari bermain dan bertutur satwa lewat boneka tentang satwa dilindungi, setidaknya itulah yang kami lakukan hari ini, Rabu (19/9/2018) di SDN 10 Delta Pawan Ketapang, Kalbar.
Ya, hari ini Yayasan Palung bersama dengan empat orang siswi magang dari SMKN 1 Sukadana dan SMKN 1 Ketapang, berkesempatan hadir untuk berbagi cerita dengan cara bertutur menggunakan media boneka tentang satwa dilindungi.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 Wib tersebut, adik-adik magang di Yayasan Palung berkesempatan untuk bertutur melalui media boneka (puppet show) dan semi lecture (ceramah) tentang satwa dilindungi seperti orangutan, kelasi, bekantan dan burung enggang yang hidupnya di hutan di hadapan siswa-siswi SDN 10 Delta Pawan Ketapang yang hadir kurang lebih 50 orang siswa-siswi. Terlihat sangat antusias dari raut wajah mereka saat menyimak cerita tentang satwa dilindungi. Â
Seperti dituturkan oleh Kak Haning Pertiwi dari Yayasan Palung menjelaskan singkat tentang kilasan umum tentang pengenalan satwa dilindungi, Neneng Juhartini  (magang dari SMKN 1 Sukadana) yang yang berperan menjadi Pongo (anak orangutan), Nurvita Dewi (anak magang dari SMKN 1 Sukadana)  berperan sebagai bekantan, Eti Sari (magang dari SMKN 1 Sukadana) berperan sebagai enggang/rangkong, dan Iin Agustina (magang dari SMKN 1 Ketapang) sebagai mama Pongo/orangutan. Mereka menjelaskan tentang ciri-ciri fisik satwa dan perbedaan kera dan monyet.
Seperti misalnya perbedaan kera dan monyet, disebut kera karena tidak memiliki ekor seperti orangutan. Sedangkan satwa yang memiliki ekor itu adalah monyet.
Mereka juga menuturkan sekaligus menjelaskan bahwa satwa-satwa dilindungi tidak boleh dipelihara, tidak boleh di bunuh dan tidak boleh diperdagangkan karena apabila melanggar akan dikenai sanksi dengan pidana penjara 5 tahun dan denda Rp100 juta, sesuai dengan peraturan undang-undang no. 5 tahun 1990 tentang keanekaragaman hayati dan satwa dilindungi.
Hutan memberi daya tampung air dan dapat mencegah terjadinya bencana alam yang diakibatkan oleh ulah atau perilaku manusia.
Sedangkan orangutan dan burung enggang selain karena ia dilindungi, tetapi juga karena fungsinya sebagai petani hutan yang terus menerus mereboisasi hutan (menyebarkan biji-bijian dari sisa makan dan kotoran mereka) dan tak jarang biji-bijian dari buah hutan yang mereka makan akan menjadi tunas tanaman baru dan nantinya akan menjadi tajuk-tajuk pepohonan (hutan).
Kami juga mengajak mereka bernyanyi tentang lagu satwa dilindungi, seperti : Orangutan... Orangutan... Orangutan... kelasi... Kelasi... Bekantan .. bekantan,.. Si beruk... Si beruk.
Selain itu juga, anak-anak kami diajak untuk merangkum dari semua materi yang telah kami sampaikan, dan bagi yang bisa menjawab diberi hadiah berupa buku tulis orangutan dan botol minuman.