Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ada Banyak Cara yang Bisa Dilakukan untuk Merawat Tradisi

24 November 2017   20:16 Diperbarui: 25 November 2017   01:59 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para perajin yang selalu semangat dan siap menganyam demi lestarinya budaya dan tradisi lokal. Foto dok. Yayasan Palung

Banyak cara, mungkin kata itu yang bisa dikatakan terkait adat tradisi saat ini. Merawat tradisi bila boleh dikata berarti ikut andil dan peran untuk meneruskan, mewarisi, menjaganya hingga nanti dan mungkin juga menjadi inspirasi yang patut untuk dicontoh oleh siapa saja.

Ya, merawat tradisi yang dimaksud tidak lain adalah soal perajin tikar pandan di Tanah Kayong, lebih khususnya di Kabupaten Kayong Utara. Mereka (perajin tikar pandan) tidak hanya memanfaatkan pandannya saja, namun ada kepedulian mereka untuk melestarikan tumbuhan ini.

Tidak hanya soal ekonomi, tetapi ini soal adat dan tradisi untuk mewarisi terkait anyaman pandan sebagai sebuah upaya budaya tradisi masyarakat boleh berlanjut hingga nanti. Mengingat, Budaya sebagai identitas lokal yang telah lama ada dan ini harus dihidupkan namun harus diwarisi kembali bagi kita semua di jaman ini(jaman now).  

Perajin tikar pandan sedang menganyam dan diliput salah satu media nasional. Yayasan Palung
Perajin tikar pandan sedang menganyam dan diliput salah satu media nasional. Yayasan Palung
Tidak pula soal menganyamnya, tetapi juga soal motif-motif yang anyaman. Motif-motif khas masyarakat setempat (Tanah Koyong) seperti motif pucuk rebung sebagai ciri khas dan motif-motif anyaman lainnya sesuai keinginan selera perajin. Misalnya ada kreasi anyaman pagar dan tugu durian serta kreasi anyaman lainnya bahkan dijadikan asesoris cantik. Ada pula anyaman lekar yang terbuat (memanfaatkan) lidi nipah.

Hal lain juga, mungkin bila boleh dikata dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk ikut terlibat dalam hal merawat tradisi khususnya anyaman tikar pandan di masyarakat. Dengan harapan, tradisi menganyam boleh lestari hingga nanti.

Seperti misalnya kelompok perajin tikar pandan, Ibu Ida bersama rekan-rekannya beserta Yayasan Palung, Dekranasda dan pemerintah daerah saling bersinergis yang berusaha bagaimana mau berbagi ilmu dari tingkat sekolah hingga keliling untuk berbagi pengalaman juga ilmunya dalam menganyam, tak lain sebagai cara sederhana dan tak pelit pula tetapi memiliki andil sebagai pelestari karifan lokal. Lebih khusus dalam hal menganyam berbagai kreasi anyaman boleh berkelanjutan.

Foto bersama, terlihat keceriaan dan kebersamaan para perajin. Foto dok. Yayasan Palung
Foto bersama, terlihat keceriaan dan kebersamaan para perajin. Foto dok. Yayasan Palung
Berharap kreasi anyaman tikar pandan bisa menjadi sumber inspirasi dan dapat dijadikan sebagai penghasilan alternatif  masyarakat yang ramah lingkungan serta bisa dicontoh dan mendunia serta lestari hingga nanti.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun