Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Bahasa Ibu dan Indonesia Sangat Penting untuk Dirawat, tapi Sering Dilupakan

25 Oktober 2017   15:32 Diperbarui: 23 Februari 2020   13:23 5519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Dari contoh tersebut, terkadang ada orang tua yang membiasakan si buah hati untuk mempelajari Bahasa Indonesia namun mengorbankan bahasa ibu atau malah sebaliknya, mengorbankan bahasa Indonesia demi menguasai bahasa luar (bahasa asing).  

Sejatinya semua bahasa baik adanya dan baik untuk dipelajari oleh siapa saja, tetapi jangan sesekali kita melupakan bahasa daerah (bahasa ibu) dan bahasa Indonesia di jaman now. 

Sebuah ketakutan yang menjadi kekhawatiran lainnya muncul adalah di jaman serba digital dominasi bahasa asing dan bahasa gaul  seolah berpadu menyerang dan mengikis dari waktu ke waktu bahasa ibu dan bahasa Indonesia yang tidak bisa disangkal menjadi kewajiban dari semua kita Warga Indonesia untuk sama-sama menjaga dengan kebijaksanaan kita pula. 

Hadirnya bahasa baru (bahasa gaul) dan bahasa asing bukan berarti kita melupakan bahasa ibu dan bahasa Indonesia namun kita mempertahannya sebagai salah satu bentuk kecintaan kita kepada bahasa daerah dan bahasa Indonesia yang kita miliki ini. 

Apalagi di wilayah Indonesia sangat beragam dan kaya dengan bahasa daerahnya sebagai sebuah nilai budaya dari nenek moyang yang tak ternilai harganya. 

Mari jaga dan rawat bahasa Indonesia dan bahasa ibu sebagai identitas dan ciri khas diri dari mana kita berasal untuk satu kesatuan, persatuan bangsa yang utuh dan cinta dengan bahasanya. Berharap, semoga bahasa daerah tidak punah melainkan bisa lestari dan menjadi jati diri bangsa.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun