Tidak hanya manusia, ternyata orangutan memiliki budaya lho, salah satunya orangutan memiliki budaya membuat sarang setiap harinya dan beberapa budaya lainnya. Hal tersebut diketahui ketika  program penelitian Yayasan Palung melakukan pertemuan di 3 desa sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung, yaitu desa Tanjung Gunung, Desa Sedahan dan Desa Teluk Melano, Kec. Simpang Hilir, KKU. Di sana, kami melakukan sosialisasi tentang aktivitas penelitian orangutan yang kami lakukan di dalam di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP), Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) yang dilakukan selama tiga hari (26-28 September 2017), akhir pekan bulan lalu.
Budaya orangutan tersebut selain membuat sarang, juga orangutan memiliki budaya penyayang terhadap anaknya. Ya, ternyata orangutan betina 6 hingga 7 tahun bersama anaknya. Orangutan betina  selalu bersama anaknya hingga anaknya dewasa.
Hal menarik lainnya dari budaya orangutan adalah orangutan jantan bersama betina saat musim kawin tiba. Biasanya orangutan jantan selalu mengeluarkan suara long call (panggilan panjang) untuk menandai kekuasaan wilayah dan menarik perhatian si orangutan betina. Kiss Squek biasa suara dikeluarkan orangutan untuk menandakan bahwa dia (orangutan) sedang terganggu ataupun dalam ancaman baik dari sesama orangutan ataupun juga predator lain termasuk manusia yang berada di wilayah dimana orangutan berada.
Adapun aktivitas penelitian di SPCP telah lama dilakukan (lebih dari 20 tahun), namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat desa di sekitar kawasan Taman Nasional tidak mengetahui secara pasti, kegiatan apa saja yang kami lakukan. Hal ini telah menimbulkan pertanyaan dari beberapa warga sekitar, dikarenakan seringkali orang asing yang keluar-masuk ke desa mereka untuk menuju ke Taman Nasional. Â Sedangkan, bagi warga yang sebelumnya sudah mengetahui tentang aktivitas penelitian kami, namun mereka belum mengerti kenapa kami melakukan penelitian tentang orangutan.
Berdasarkan permasalah tersebut, kami membuat kegiatan sosialisai tentang orangutan dan penelitiannya kepada masyarakat di desa sekitar kawasan Taman Nasional. Tujuan dari kegiatan ini yaitu, agar masyarakat dapat mengetahui secara pasti kegiatan apa saja yang kami lakukan dalam meneliti orangutan. Selain itu, kami ingin masyarakat dapat mengenal lebih dekat tentang kehidupan orangutan, sehingga mereka dapat lebih peduli dalam menjaga orangutan dan habitatnya, Jelas Wahyu Susanto selaku Direktur Penelitian saat ditanyai terkait sosialisasi yang dilakukan.
Sebagian dari warga desa ini juga ikut bergabung dalam tim proyek OH sebagai asisten peneliti. Masyarakat desa Tanjung Gunung yang hadir dalam acara ini terlihat antusias dalam mendengarkan presentasi dan pemutaran film yang kami berikan. Â
Tak kurang 30 orang lebih yang hadir dalam acara tersebut, mereka terlihat antusias pada saat diadakan pemutaran film tentang budaya orangutan, yang mereka tidak ketahui sebelumnya. Hal ini membuat mereka tersadar bahwa Orangutan juga seperti manusia, yang memiliki perbedaan budaya antara satu populasi dengan populasi orangutan di lokasi lainnya.
Saat sosialisasi dilakukan, sebagian besar peserta yang hadir dalam acara tersebut merupakan perangkat desa dan kepala-kepala dusun yang ada di dalam desa Sedahan. Kepala desa menginginkan agar perangkat desa dan kepala dusun dapat lebih memahami tentang kegiatan penelitian orangutan di Cabang Panti, dengan demikian diharapkan mereka dapat menyampaikan ke warga sekitar. Â