Kamis (24/11/2016) kemarin, dua ekor pesut ditemukan telah mati karena tersangkut di jaring (pukat) milik nelayan di Kabupaten Kayong Utara. Hal ini tentunya sangat disayangkan terjadi. Mengingat, pesut termasuk mamalia yang unik dan dilindungi.
Hanya terdapat di sepanjang muara-muara sungai Kalimantan dan tidak terdapat di sungai lainnya di Indonesia. Setidaknya, ini yang menjadi tanda bahwa keberadaan dari pesut atau sering disebut lumba-lumba air tawar ini populasinya dalam ancaman di habitat hidupnya. Sedihnya, Â populasi dari pesut ini dari tahun ke tahun semakin berkurang.
Menurut data tahun 2005-2007 dari beberapa sumber menyebutkan, populasi dari mamalia dengan nama latin Orcaella brevirostris ini, yang tersisa diperkirakan kurang lebih 50-70 ekor saja saat ini. sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2008-2014,  populasi lumba-lumba air tawar  di Trat, Thailand dan Koh Kong, Kamboja diperkirakan  tersisa 500 ekor. Itu punberkat konservasi yang dilakukan oleh kedua negara tersebut. (sumber IUCN Red List)Â
Hingga saat ini, pesut  termasuk mamalia yang dilindungi oleh undang-undang, berdasarkan UU no. 5 tahun 1990, tentang Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem. Selain itu juga berdasarkan PP no. 7 tahun 1999, tentang Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Sedangkan dalam daftar IUCN Red list 2016 memasukan pesut dalan daftar Vulnerable-VU (Rentan) atau resiko rendah. Namun bukan tidak mungkin, mamalia ini bisa saja naik statusnya menjadi terancam atau sangat terancam apabila ancaman terus berlangsung seperti diburu, bom ikan atau di jaring (pukat) atau akibat banyaknya sampah di muara-muara sungai bisa saja mengancam hidup dari mamalia ini yang bisa tercemar dan mati.
Semoga saja lumba-lumba air tawar ini bisa tetap ada, menjaga dan melindungi. Selain itu juga, berharap pesut terbebas dari berbagai ancaman yang ada. Mengingat, pesut yang tidak lain maskot dari kota Kalimantan Timur ini tidak punah serta lestari hingga nanti. Semoga...
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H