Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Tabiat Manusia

1 Juli 2016   15:12 Diperbarui: 1 Juli 2016   16:49 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkah polah, tentang tabiat perilaku manusia dari waktu ke waktu. Terkadang seperti ulat bulu yang berjalan perlahan atau secepat kilat yang menyambar di waktu hujan deras.

Tentang;

Rimba raya luluh layu tak mampu mengadu,

Panas terik membakar kulit, saban waktu,

Rinai rintik hujan tanpa ragu datang menyongsong, tanpa mengabarkan tibanya waktu,

Seminggu berlalu, tiba menanti seolah ditunggu.

Kemarau panjang tiba; kering kerontang, bara api siap memanggang jerami jua tajuk-tajuk yang menjuntai.

Rebah tak berdaya, tersiksa pasti tertera tak bisa mengerang, menyerang hanya terkulai.

Satwa, tumbuhan, mati terjepit di habitat bicara merenung riwayat mengadu pada manusia.

Merenda menyulam, menambal yang tercabik, koyak tak beraturan hingga menganga terpaksa.

Samudera raya menyapa, mengalir arus deras menyapu, menderu penjuru kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun