Jika aku hutan, maka aku tidak untuk di sakiti, tidak dipotong-potong dan dicincang, tidak untuk dibotaki atau disisir rapi. Aku ingin tetap menjadi diriku sendiri. Aku tahu, aku sebagai hutan sangat diperlukan dan dibutuhkan. Namun sekiranya, jangan musnahkan kami. Jika aku rusak, disakiti, dimusnakan atau dipotong-potong sekiranya aku tanam, disiram kembali jika kalian anggap perlu. Sisakan sedikit kami untuk hidup dan keberlanjutan kalian dan kita semua kini dan nanti. Akankah semua orang lupa kepadaku?. Sekali lagi, Masih layakkah aku di sebut hutan jika seperti ini?.
By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung |Â Foto dok. Yayasan Palung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H