Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tepok Jidat

18 Juli 2013   18:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:21 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waduh….. lupasaya…. kesal saya….. Kenapa begini? dlsbnya.... Sepertinya menjadi sebuah alasan untuk menepok atau menepuk jidat (dahi-red) dengan telapak tangan, karena ungkapan segalanya, salah satunya karena lupa atau kesal dan ungkapan lain sebagainya.

[caption id="attachment_267270" align="alignnone" width="388" caption="Jokowi Tepuk Jidat gara2 kantor lurah kosong dalam sidak 24 okt tahun lalu. Foto dok. tvOne"][/caption]

Tepok jidat kenapa tidak tepok tepok yang lain ya, maaf sekedar bertanya dan bercanda. Namun yang pasti, tepok jidat memiliki ekspresi yang cocoksebagai ungkapan-ungkapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspresi terkait tepuk jidat dimaksudkan adalah eks·pre·si /éksprési/ n 1. pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb): sajak itu merupakan -- dr perasaan hatinya; 2. pandangan air muka yg memperlihatkan perasaan seseorang: -- rasa tidak puas tergambar di wajahnya; Kata meng·eks·pre·si·kan v mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan, dsb) dengan gerak anggota badan, air muka, kata-kata, dsb: ia berusaha ~ maksudnya dengan gerakan tangannya.

Seringkali kita melihat tingkah dan perilaku terkait tepuk jidat.Kesal, kecewa dan ekspresi lainnya. Seperti beberapa waktu lalu tepuk jidat dilakukan oleh Gubernur DKI, Joko Widodo. Tepuk jidat yang dilakukan oleh Jokowi dilakukan saat sidak di Kantor kelurahan, pada 24 oktober, tahun lalu. Jokowi tampak terlihat menepok jidatnya. Tetapi sebenarnya sangat sering terjadi pada diri sehari-hari. Contoh nyata saat tiba di tempat kerja, sekolah, kantor, dan berbagai tempat lainnya hampir dipastikan ekspresi tepok jidat dan ekspresi lainnya terjadi dengan mungkin berucap dompet lupa, hp lupa dlsbnya.

Tepok jidat juga tidak jarang terlihat ketika ekspresi pemain bola gagal menjebolkan bola ke gawang lawan. Hal serupa juga terjadi pada anak-anak, mereka juga terkadang ada yang mengekspresikan tepuk jidat saat mereka di tanya dan mengatakan aduh…. Lupa.. Ma/Pa.

[caption id="attachment_267271" align="alignnone" width="284" caption="Ekspresi anak kecil tepuk jidat saat lupa. Foto dok. shutterstok"]

1374145739278469734
1374145739278469734
[/caption]

Sebenarnya ungkapan tepok jidat adalah ungkapan yang yang tanpa disadari oleh seseorang atau mungkin juga kita. Ungkapan kesal, lupa dan kecewa juga banyak diekspresikan dengan mengusap kedua belah tangan ke muka atau wajah. Selain itu juga ada yang memegang kepala dengan kedua tangan saat kesal.

Kembali ke tepok jidat, kalau kita melihat realita atau berbagai peristiwa yang terjadi tentunya membuat kita untuk semakin sering tepok jidat dengan kejadian kekesalan kita dalam kehidupan sehari-hari atau melihat realita dan fakta, peristiwa, kejadian yang terjadi disekitar kita. Banyaknya kasus korupsi, tindakan-tindakan dari berbagai peristiwa yang terjadi tampaknya membuat kita semakin sering tepok jidat saja akibat kesal dan kecewa tampaknya menjadi fenomena baru saat ini. Kita sering di perlihatkan dengan realita, sepertinya para koruptor selalu ingat dan tidak lupa pada korupsi. Mudah-mudahan para koruptor bisa lupa untuk korupsi dan tidak korupsi lagi.

Tepok jidat sebagai sebuah ungkapan ekspesi yang tanpa kita sadari dan terus terjadi pada diri kita tanpa kita sadari saat kita lupa dan kecewa ataupun akibat lainnya. Jadi kalau lupa, kesal dan kecewa, tepok jidat nggak ya?. Satu pesan saja tentang tepuk jidat ini, adakah obat penawar lupa?. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat. Selamat menepok jidat masing-masing disaat lupa.

By : Petrus Kanisius “Pit”- Yayasan Palung

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun