Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Sudut Pandang Manakah Kita Melihat Pentingnya Hutan?

27 Juni 2014   21:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:34 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption id="attachment_331014" align="alignnone" width="649" caption="Keanekaragaman Hayati di lihat dari Batu Bulan, Lubuk Baji, Sukadana, KKU. Tanpak terlihat Gunung Palung. Foto; dok. Pit"][/caption]


Di pagi hari menjelang siang, diskusi ringan menemani tentang HUTAN. Nah dari diskusi tersebut ada beberapa sudut pandang tentang hutan itu sendiri.

Sampai saat ini, kita semua mengenal istilah “Hutan Sebagai Sumber hidup atau Kehidupan”. Lalu ada juga pernyataan arti hutan bagi kehidupan. Dari istilah dan peryataan tentang hutan tersebut ada beberapa fungsi hutan bagi semua segala bernyawa. Apa saja diantaranya :

Bagi Tentara; Hutan sebagai medan perang yang baik (hutan menjadi tempat strategis) untuk berlindung dari musuh dan bertahan hidup apabila logistik (kebutuhan hidup) berupa makan dan minumhabis, maka hutan menjadi sumber utama untuk bertahan hidup/survival di waktu perang gerilya.

Bagi Petinggi, Pelaku bisnis dan birokrasi; Hutan itu sebagai komoditi (sesuatu yang memiliki nilai jual). Ada diantaranya dengan hutan yang memiliki nilai jual tinggi, sedikit banyak para pemegang kepentingan mengabaikan manfaat dan fungsi hutan sebagai sumber hidup. Kita tentu melihat, mendengar dengan fakta dan realita dengan rentetan peristiwa tentang semakin berkurangnya jumlah luasan hutan hanya karena bisnis dan tanda tangan para pemangku kebijakan dengan mengeluarkan ijin-ijin perluasan lahan.

Bagi Para penggiat lingkungan (konservasionis); Hutan adalah sebagai suci yang harus diselamatkan. Jika boleh di bilang, hutan sebagai Bethlehem dan Mekah, karena sesuatu yang wajib diperjuangkan.

Bagi Masyarakat yang memiliki hubungan langsung dengan Hutan; Hutan sebagai sumber hidup (hutan sebagai nafas hidup). Dari hutan mereka mendapat makanan, dari hutan mereka berinteraksi dan berkomunikasi dan bisa saling menghargai.

Bagi masyarakat yang tidak berkepentingan dengan hutan; Ada dan tidaknya hutan, tidak masalah. Emang Gue Pikirin (EGP). Ini berlaku bagi masyarakat yang sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Bagi Para Politik dan Agama; Tata aturan berdasarkan aturan dan sesuatu yang harus dilakukan. Undang-undang dan Kewajiban, perintah dan larangan untuk menjaga jagat raya (hutan dan segala isinya) dari segala ancaman. Perintah dan larangan cenderung membuat hutan terabaikan. Padahal dalam politik dan agama telah disiarkan hutan sebagai kewajiban untuk dijaga.

Satu kesatuan saat ini antara Tuhan, Hutan dan Hantu mungkin terjabar; Tuhan menciptakan hutan dan hantu. Hantu salah salah satunya berada/keberadaannya di hutan. Manusia seringkali kerasukan hantu karena merusak hutan.

Sumber hidup berupa hutan bukankah sebagai nikmat dari Yang Maha Kuasa diberikan melalui hukum alam tidak akan terbayarkan. Bukankah kita telah diingatkan dengan kata-kata ini : “Apabila pohon terakhir telah di tebang, apabila ikan terakhir telah/sudah dimakan, apabila sungai terakhir telah diracuni saat itulah engkau sadar bahwa uang tidak bisa dimakan, ( Kutipan dari Kata-kata bijak)”.

Disisi yang lain, hutan sebagai habitat hidup ribuan atau bahkan jutaan jenis tumbuhan dan satwa. Adanya penyeimbang jika hutan masih tetap berdiri. Penyeimbang antara produsen dan konsumen tingkat 1,2 dan 3.

Setidaknya ada 3 pilar konservasi berupa; pilar perlindungan, pilar pemanfaatan dan pilar pelestarian. Apakah sudah berjalan?. Mampukah berjalan?. Adakah tantangan?. Setidaknya itu yang menjadi sebuah tanya pada semua kita.

Gambaran hukum alam yang sempurna, tanpa campur tangan manusia, mereka (hutan) telah ataupun bisa seimbang dengan sendirinya. Kita masih merasakan, termasuk maklhluk hidup membutuhkan oksigen dan air. Secara alami pula hutan dan air adalah merupakan sumber hidup. Setidaknya setiap hembusan nafas orang dewasa membutuhkan 20 kg oksigen. Sedangkan saat ini, oksigen semakin berkurang, berbanding terbalik dengan keberadaan karbon dioksida yang semakin bertambah dan meningkat yang siap mengancam.

Sudut pandang tentang pentingnya hutan menngingatkan kita pada karya Sang Pencipta bisakah terus bertahan dan berlanjut untuk (di/ter)selamatkan?. Bisakah kita untuk bijak atas titipan ini?.

By : Petrus Kanisius “Pit” - Yayasan Palung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun