Mohon tunggu...
Liu Hendra Subrata
Liu Hendra Subrata Mohon Tunggu... -

http://www.apartemen-murah.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bayangan yang Menghantui

17 November 2011   03:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

By Hendra Subrata

Saya dilahirkan dan menjalani hidup sampai remajadi Pontianak, Kalimantan Barat.Kami tinggal di sebuah rumah kayu dengan beberapa ruang yang besar dan tinggi, lengkap dengan pintu rumah dan jendela ukuran besar seperti rumah-rumah berarsitektur Belanda.

Kami bertiga, saya ( umur 6 thn ) dengan kedua adik saya yang masing-masing selisih satu tahun tidur dalam satu ranjang besi yang besar,lengkap dengan kelambunya.

Setiap menjelang tidur, saya selalu cemas.Saya tidur ditengah di antara kedua adik saya.Saya tutup seluruh tubuh sampai ke kepala saya dengan selimut tipis lurik hitam putih, bukan karena dingin tapi karena takut.Setiap tengah malam jam 03:00 secara spontan saya akan terbangun.Di depan saya, di kelambu tersebut, saya selalu melihat bayangan tubuh seorang laki-laki ( kelihatan dari samping kiri, kepala tidak berambut, langsing ).Saya selalu berteriak kencang kencang sampai ayah saya datang dari kamar sebelah.Ayah bertanya, “Ada apa?”.Saya jawab. “Ada hantu”.Ayah tanya lagi, “Mana ?”Saya jawab, “Tadi ada di kelambu, tapi sekarang sudah hilang”.Ayah bilang, “Kalau hantu itu datang lagi, tangkap dia, lalu panggil ayah”.

Kedua adik saya tidak pernah bisa melihat apa yang bisa saya lihat.

Malam berikutnya, saya ajak kedua adik saya untuk menunggui hantu tersebut.Kami mempersiapkan guling dan bantal untuk menimpukinya.Ketika jam 03:00 pagi saya terbangun, saya melihat kedua adik saya sudah tertidur lelap. Dan saya melihat bayangan itu lagi.Dalam keadaan takut dan tegang, saya lemparin bantal dan guling ke arahnya.Kemudian, dengan nekat saya berusaha menangkap dia.Tetapi, dia menghilang begitu saja tanpa saya bisa menyentuhnya.

Setelah beberapa hari ayah tidak mendengar teriakan di tengah malam, ayah bertanya, “Apakah kamu sudah berhasil menangkap hantu tersebut?”Dengan berapi-api layaknya seorang pemenang, saya berkata, “Tidak, hantunya takut dan menghilang ketika mau ditangkap”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun