By Hendra Subrata
Siang hari jam 13:00 , kami mendapat perintah dari kantor pusat tidak perlu rapat produksi di pabrik, tapi segera pulang ke rumah masing masing karena dikhawatirkan akan ada kerusuhan. Mobil kantor di antar ke kantor di Great River Plaza di Jalan Rasuna Said.
Bergegas kami pulang dari Cibinong. Di mobil selain berdoa, kami juga memutar radio Sonora. Kami mendapatkan perkembangan situasi detik demi detik.
Kami lewat tol Jagorawi menuju tol Tanjung Priok. Rekan kami turun di daerah Sunter dekat mall. Dalam perjalanan, kami mendapat kabar ada tol dan jalan yang sudah ditutup.
Saya berpikir, kalau mobil saya pulangkan ke kantor ( selain macet ) juga tidak ada kendaraan untuk pulang ke rumah masing masing. Saya putuskan untuk membawa pulang ke rumah saya dengan segala resiko ( dibakar , dirusak , dll ).
Dari Sunter, kami masuk tol lagi menuju Pantai Indah Kapuk. Dari atas tol kami bisa melihat kepulan asap dari Universitas Trisakti. Kami menurunkan rekan kami sampai di rumah mereka.
Setelah itu tinggal saya dan satu rekan lagi. Kami harus menghindari Grogol dan sekitarnya karena daerah itu sangat gawat pada saat itu. Rekan saya tahu jalan ke Tangerang melalui belakang bandara Soekarno Hatta. Saat itu sudah menjelang senja. Di samping tol sudah ada beberapa kelompok manusia. Tatapan mata mereka begitu liar.
Syukurlah, berkat perlindungan Tuhan dan juga tuntunan dari radio Sonora, kami bisa mendahului melewati  rintangan sampai di rumah dengan selamat.
Menjelang malam, saya mendapat banyak berita / kabar ada pengendara diberhentikan, kendaraannya dibakar berikut pengemudinya. Juga beberapa mall dibakar dan dijarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H