Hari sabtu kemarin saya dan teman-teman rencana akan berkunjung ke kemang square. Rencananya kami akan karoke bareng2. Kebetulan kami punya voucher disdus. Ketika sudah disana kami menunggu antrian karena ada customer yang terlebih dahulu dilayani. Akhirnya kami menunggu sekitar beberapa menit. Sembari menunggu kami memperhatikan karyawan perempuan yang sedang melayani customer ini dan tampaknya dia tidak santun melayani. Ini feeling aja sih sepertinya. Tiba giliran kami, akhirnya kami langsung reservasi. Ketika karyawan ini bertanya apakah kami sudah reservasi? kami jawab belum. Kemudian dia melanjutkan membalas jika begitu anda tidak bisa kami layani karena sudah full. Lalu kami jawab kami sudah berusaha telp ke nomor inul vizta ini dari hari kamis yg lalu tapi tidak diangkat, bahkan di hari sabtu sekitar jam 11 siang lebih, kami pun juga berusaha untuk telp tapi juga tidak diangkat. Kami tunjukkan bukti telp yang keluar dan karyawan ini tetap bilang bahwa tidak ada telp yg masuk. Kami bingung dan karyawan ini tidak ada solusi. Akhirnya kami bilang kami datangi saja inul vizta kemang dengan langsung agar jelas.
Karyawan ini ini tetap diam dan tidak ada solusi. Kemudian saya mengatakan begini, ini sudah mau jam 2 siang. Berapa orang yang sudah reservasi dan jika jam 2 siang belum ada customer yang datang, apakah kami bisa masuk? Karyawan ini tetap tidak ada jawaban dan akhirnya kami putuskan akan tetap menunggu sampai jam 2 siang.
Setelah jam 2 siang lebih, kami memperhatikan customer yang sudah reservasi tidak sesuai jumlah yang ada di catatan karyawan ini. Kami tetap menunggu sampai jam 2 siang lebih dan beberapa saat kemudian, karyawan ini sambil berbicara dari balik mejanya tanpa menghampiri kami langsung yg sedang menunggu di kursi, mengatakan kami diijinkan masuk dan kami pun ditemani karyawan lain di antar ke ruangan.
Kami pun karoke dengan lancar dan tidak ada masalah di dalam ruangan. Hingga kami pun memesan makanan nasi goreng dan minuman aqua. Setelah menunggu sekitar 15 menit, pesanan pun tiba dan kami masih dengan fokus ke layar tv tidak begitu memperhatikan makanan dan minuman yang diantar. Setelah itu ketika kami mau makan, kami heran dengan minuman yang ada di atas meja karena itu bukan aqua tapi hdo. Merek air yang kami tidak pernah tau sebelumnya dan khawatir akan kualitasnya dan kami putuskan untuk telp karyawan yang mengantar pesanan. Ketika dia sudah datang, kami bertanya, kami pesan aqua dan bukan hdo. Dia menjawab tidak ada aqua. Kemudian kami bertanya, ketika awal pesan mengapa mas bilang iya ada aqua dan dia jawab maaf. Kalo begitu kami putuskan kami ganti dengan hot tea dan dia bilang tidak ada. Ok kalo gitu kami ganti dengan fresh tea. Kemudian dia jawab baik. Untuk menghindari miskomunikasi lagi dengan karyawan ini, kami bilang kami bukan mau beli tapi mau ganti karena anda salah mengantar minuman ini. Kemudian dia jawab bahwa order sudah masuk sistem dan tidak bisa dikembalikan. Kami bilang minuman air ini masih tersegel dengan baik dan tidak dibuka, mengapa tidak bisa ditukar? Lalu karyawan ini diam saja dan tidak menjawab. Kami tambah bingung, dari awal masuk sudah ketemu dengan karyawan yang tidak baik kemudian ditambah lagi dengan karyawan yang melakukan salah pemesanan. Makin dongkol dan juga tidak ada gunanya untuk marah, akhirnya kami putuskan kami terima air hdo ini walopun dengan tidak iklas.
Setelah 2 jam karoke, kami akan pulang dan di meja reservasi, saya mau membayar tagihan makanan. Total tagihan Rp 61.740,- dan saya berikan uang Rp 100.000,- kemudian karyawanini bertanya apakah mempunyai uang Rp 2.000,- saya jawab ada dan saya berikan. Karyawan ini mengembalikan uang Rp 40.000,- dan kami pun duduk sebentar untuk membalas sms yang masuk ketika kami karoke. Saya coba iseng untuk menghitung uang kembalian dan ternyata ketika karyawan ini meminta Rp 2.000,- itu karena dia tidak mempunyai uang kembalian ribuan sehingga kembalian saya menjadi genap dan tidak mengembalikan selisih uang Rp 260,-. Saya berasumsi karyawan ini tidak mau repot-repot harus mengembalikan uang kembalian yang hanya recehan ini. Kemudian saya pikirkan saya tidak mau berargumen lagi dengan karyawan ini karena waktu sudah sore dan kami harus pulang segera.
Pengalaman ini membuat saya kecewa karena brand sebesar inul vizta tidak sebagus nama pemiliknya J. Mungkin brand ini juga bisa sukses dari recehan yg tidak seberapa. Andaikan saya yang kekurangan uang untuk membayar tagihan (misal recehan), mungkin saya bisa diamuk oleh karyawan dan petugas keamanan.
Kami pun pulang ke rumah dengan selamat dan cerita ini kami bagi ke teman2 kami sambil berujar cukup satu kali saja kami berkaroke di inul vizta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H