Mohon tunggu...
Moh Firman Adi
Moh Firman Adi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Volley ball dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proyeksi Pemeriksaan Radiografi Thorax pada Pasien Tuberculosis (TBC)

20 Juni 2024   22:03 Diperbarui: 20 Juni 2024   22:35 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstract

Pulmonary TB (tuberculosis) is an infection caused by the bacterium Mycobacterium Tuberculosis that invades the lung parenchyma, causing granuloma formation. TB infection can be spread through the air, namely through droplets of germs or tubercle bacilli bacteria released by infected people when they talk, cough, or sneeze. According to the theory of Lampignano, JP, and Kendrick (2018), chest radiographic examination procedures for pulmonary tuberculosis are performed using AP, PA, Lateral, and AP Lordotic view indications. This review aims to learn the methods to perform Thorax radiography examination in patients with pulmonary tuberculosis. Keyword: Thorax,  tuberculosis, and radiography.

Abstrak

TB (tuberkulosis) paru adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang parenkim paru, menyebabkan pembentukan granuloma. Infeksi TB dapat menyebar melalui udara, yaitu melalui droplet kuman atau bakteri basil tuberkel yang dilepaskan oleh orang yang terinfeksi saat mereka berbicara, batuk, atau bersin. Menurut teori Lampignano, JP, dan Kendrick (2018), prosedur pemeriksaan radiografi dada untuk tuberkulosis paru-paru dilakukan dengan menggunakan indikasi AP, PA, Lateral, dan AP Lordotic view. Kajian ini bertujuan untuk mempelajari metode untuk melakukan pemeriksaan radiografi Thorax pada pasien yang mengalami TBC pada paru-paru.

Kata Kunci: Thorax,  tuberkulosis, and radiografi.

Pendahuluan

Paru-paru adalah komponen sistem pernapasan yang terdiri dari dua paru-paru yang terletak di sebelah kanan dan kiri. Paru-paru berbentuk kerucut dengan apexs berada di atas clavicula. paru-paru kiri hanya dibagi menjadi dua lobus yaitu lobus superior dan lobus posterior. Sedangkan paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, yaitu lobus superior, lobus medial, dan lobus posterior.1,3 

Infeksi tuberkulosis paru-paru (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menyerang parenkim paru dan menyebabkan pembentukan granuloma. Transmisi infeksi tuberkulosis dapat terjadi melalui tetes yang mengandung bakteri bacillus dari pasien tuberculosis.4 Tetesan inti tersebut dapat jatuh ke tanah, 

lantai, atau tempat lain ketika seseorang dengan TB batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri tuberkulosis yang terkandung dalam tetes inti terbang di udara ketika tetes atau inti menguap karena paparan sinar matahari atau suhu udara yang panas.5-7 

Infeksi pertama pasien dengan tuberkulosis disebut infeksi primer. Jenis infeksi ini biasanya muncul di puncak paru-paru atau di area pleura lobak bawah. Infeksi primer dapat disembunyikan pada sinar-X karena bisa sangat kecil. Terlepas dari apakah degenerasi nekrotik terjadi di tempat infeksi primer, strip dapat diisi dengan massa basal tuberkulosis, seperti keju, sel darah putih mati, dan jaringan protein. Pada akhirnya, zat ini meleleh dan dapat masuk ke usus anthraheobronchial, di mana ia hancur. Lapisan yang diisi dengan udara bertahan dan dapat dideteksi pada infeksi tuberkulosis pertama pasien, yang disebut infeksi primer. Sel ini biasanya terletak di dekat pleura lobak bawah atau di puncak paru-paru. Sebagian  besar  tuberkel  primer  menyembuh  dalam periode bulanan dengan membentuk jaringan parut dan pada akhirnya, terbentuk lesi   pengapuran   yang   juga   dikenal   sebagai   tuberkel   Ghon.   Lesi   ini   dapat mengandung  basil  hidup  yang  dapat  aktif  kembali,  meski  telah  bertahun-tahun, dan menyebabkan infeksi sekunder.8-11 

Tubuh bereaksi alergi terhadap bacillus dan proteinnya sebagai akibat dari infeksi tuberkulosis. Sensibilisasi sel T dan respon positif terhadap tes kulit tuberkulin menunjukkan respon kekebalan sel ini. Pengembangan sensitivitas tuberkulin terjadi di semua sel tubuh 2-6 minggu setelah infeksi primer dan itu akan tetap ada selama bacillus hidup tetap berada di dalam tubuh. Biasanya, kekebalan yang diperoleh mencegah perkembangan lebih lanjut dari bacillus dan memicu infeksi aktif.12,13 

Pemeriksaan  thorax  merupakan  pemeriksaan  yang  mencakup  area  dada. Rongga  dada  atau  biasa  disebut  Thorax  merupakan  tempat  berbagai  organ  vital bagi manusia, rangka dada ini dilindungi oleh tulang iga, atau biasa disebut Ribs, tulang-tulang ini terdiri dari 12 bagian, yaitu 7 buah iga sejati, 3 buah iga palsu, dan 2  buah  iga  melayang.  Pada  organ  pernapasan  yaitu  paru-paru,  terdapat berbagai  bagian  yang  berada  di  dalam  paru-paru,  antara  lain:  apex,  sinus costophrenicus,  bronkus,  bronkiolus,  dan  alveolus.  Salah  satu  indikasi  yang  dapat dideteksi dengan foto thorax yaitu TBC.14-16 

Pemeriksaan X-ray dada pada pasien dengan indikasi tuberkulosis menggunakan proyeksi Posterior-Anterior (PA), Lateral dan Lordotic AP. Proyeksi AP Lordotik untuk memperlihatkan proses pengapuran dan peronggaan dari apex dan lobus atas. Sedangkan proyeksi PA dan Lateral mendeteksi bintik-bintik tipis kecil di seluruh paru-paru dan menampakkan pembesaran daerah hilus pada tahap awal.17

Metodologi

Penelitian ini adalah penelitian berbasis literatur review dengan adanya pendekatan pada anatomi regio thorax. Metode yang digunakan dengan pencarian jurnal yang dipublikasi di internet dari pencarian situs Google Scholar, Pubmed, dan ScienceDirect, serta repository dengan kata kunci tuberkulosis, thorax, dan pencitraan radiografi. Pengumpulan dan penyaringan data dilakukan demi mendapat hasil yang sesuai berdasarkan kriteria penelitian yang diambil. Serta analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dengan membuat rangkuman yang merujuk pada penelitian. 

Hasil dan Pembahasan

Pada gambaran normal dari citra Thorax, tidak terdapat indikasi adanya penyakit pada paru-paru. Struktur paru-paru tampak biasa tanpa kelainan. Dalam citra X-Ray Thorax yang normal, tulang dan organ lain terlihat dengan jelas dan terdefinisi tanpa anomali, sementara paru-paru yang didominasi oleh udara tampak lebih hitam karena menyerap lebih sedikit radiasi.18,19 Sebaliknya, pada citra Thorax yang menunjukkan kasus tuberkulosis (TBC), akan terlihat perubahan struktur pada paru-paru yang menandakan adanya infeksi. Paru-paru mungkin tidak tampak normal dan bisa menunjukkan adanya pola infiltrat atau perubahan pada jaringan paru yang khas untuk TBC. Pada citra X-Ray Thorax dengan TBC, tulang atau jaringan organ lain mungkin tetap terlihat jelas, namun paru-paru yang terinfeksi TBC akan menunjukkan area yang lebih padat atau opak karena adanya proses penyakit yang mengubah penyerapan radiasi

Dalam membandingkan citra Thorax normal dengan citra Thorax yang menunjukkan tuberkulosis (TBC), terdapat perbedaan yang mencolok. Citra Thorax normal tidak menunjukkan adanya gejala penyakit pada paru-paru, menampilkan struktur paru yang sehat tanpa gangguan. 20  Namun, pada citra X-Ray Thorax yang mengindikasikan TBC, akan terlihat tanda-tanda infeksi seperti pola infiltrat atau konsolidasi, khususnya di lobus atas paru. Analisis perbandingan antara citra Thorax normal dan citra dengan TBC memungkinkan para ahli medis untuk mengidentifikasi karakteristik khas TBC, seperti peningkatan pola bronkovaskular, adanya infiltrat di lapangan atas paru, dan perubahan inhomogen pada lapangan tengah hingga bawah paru. Hal ini sangat penting dalam menegakkan diagnosis TBC dan menentukan rencana pengobatan yang efektif.21-23 

Kesimpulan 

Kesimpulan dari analisis perbandingan citra Thorax normal dengan citra yang menunjukkan tuberkulosis (TBC) adalah bahwa citra radiografi dapat menjadi alat diagnostik yang sangat berharga. Pada citra normal, paru-paru terlihat sehat tanpa adanya gangguan, dengan struktur lainnya yang terdefinisi dengan baik dan kontras yang jelas antara area yang kaya udara dan yang lebih padat.24 

 Sementara itu, citra yang menunjukkan TBC mengungkapkan perubahan struktural pada paru-paru, seperti pola infiltrat atau konsolidasi, yang menandakan adanya proses infeksi. Area yang terinfeksi tampak lebih padat atau opak karena perubahan dalam penyerapan radiasi. Perbedaan ini memungkinkan dokter untuk tidak hanya mengidentifikasi keberadaan TBC tetapi juga untuk memantau efektivitas pengobatan dan perkembangan penyakit, sehingga intervensi medis dapat disesuaikan secara tepat dan tepat waktu.25

Referensi

  1. Hafiz M, Yunus F, Suryamin M, Alatas MF, Wibowo A. Prevalence and Risk Factors of GERD among Stable COPD Patients. Jurnal Respirasi. 2023 Jan 30;9(1):1--6.

  2. Makama FT. Reading The Chest X-Ray (Chest Radiography): Identifying A Normal Chest X-Ray [Internet]. HubPages. Available from: https://discover.hubpages.com/health/Some-X-Ray-Pictorial-Presentations-Of-Various-Respiratory-Disorders

  3. Flood P, Rathmell JP, Urman RD. Stoelting's Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2021.

  4. Bakhtiar A, Tantri RIE. Faal Paru Dinamis. Jurnal Respirasi. 2019 Apr 24;3(3):89.

  5. Bakhtiar A, Amran WS. Faal Paru Statis. Jurnal Respirasi. 2019 Apr 2;2(3):91.

  6. Rosyid AN, Marhana IA. Faal Paru Difusi. Jurnal Respirasi. 2018 May 30;4(2):61.

  7. Isnin Anang Marhana, Amin M, Ariani Permatasari, Alfian Nur Rosyid. Buku Ajar Paru 2022. Airlangga University Press; 2022.

  8. Isnin Anang Marhana, Amin M, Ariani Permatasari, Alfian Nur Rosyid. Buku Ajar Paru 2022. Airlangga University Press; 2022.

  9. Uwe Grober. Micronutrients : Metabolic tuning--prevention--therapy. Stuttgart: Medpharm; 2009.

  10. Kendig EL, Wilmott RW. Kendig and Chernick's Disorders of the Respiratory Tract in Children. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders;

  11. Soedarsono S. Tuberculosis: Development of New Drugs and Treatment Regimens. Jurnal Respirasi. 2021 Jan 30;7(1):36.

  12. Kenedyanti E, Sulistyorini L. Analysis of Mycobacterium Tuberculosis and Physical Condition of the House with Incidence of Pulmonary Tuberculosis.

  13. Izzati S, Basyar M, Nazar J. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015 Jan 1;4(1).

  14. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2018. Geneva: World Health Organization, Cop; 2018.

  15. Tuberkulosis Masih Merupakan Masalah Kesehatan Penting Di Dunia Dan Di Indonesia [Internet]. kemkes.go.id. 2012 [cited 2024 Jun 18]. Available from: https://kemkes.go.id/eng/rilis-kesehatan/tuberkulosis-masih-merupakan-masalah-kesehatan-penting-di-dunia-dan-di-indonesia#:~:text=Tuberkulosis%20%28TB%29%20merupakan%20salah%20satu%20indikator%20keberhasilan%20MDGs

  16. Mudiyono M, Wahyuningsih NE, Adi MS. Hubungan Antara Perilaku Ibu Dan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Anak Di Kota Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2016 Jan 21;14(2):45.

  17. Adnani H, Mahastuti A. Hubungan Kondisi Rumah Dengan Penyakit TBC Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangmojo II Kabupaten Gunungkidul Tahun 2003 -- 2006. 2003.

  18. Apriantoro NH, Nurmalasari R. Pemeriksaan Radiografi Thorax dengan Kasus Tuberkulosis Paru]] [Internet]. perpus.poltekkesjkt2.ac.id. KOCENIN Serial Konferensi; 2020 [cited 2024 Jun 18]. Available from: https://perpus.poltekkesjkt2.ac.id/respo/index.php?p=show_detail&id=5582&keywords=

  19. Bontrager KL. Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy. Mosby; 2010.

  20. Rollins JH, Long BW, Curtis T, Merrill V. Merrill's atlas of radiographic positioning and procedures. Volume 3. St. Louis: Mosby; 2022.

  21. Long BW, Jeannean Hall Rollins, Smith BJ. Merrill's Atlas of Radiographic Positioning and Procedures E-Book. Elsevier Health Sciences; 2018.

  22. Sri Andayani, Yoni Astuti. Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Berdasarkan Usia di Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020. Indonesian Journal for Health Sciences. 2017 Sep 30;

  23. Andayani S, Astuti Y. Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkolosis Paru Berdasarkan Usia Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020. Indonesian Journal for Health Sciences [Internet]. 2017 [cited 2024 Jun 18];1(2):29--33. Available from: http://eprints.umpo.ac.id/6288/

  24. Lestari T, Fuady A, Yani FF, Putra IWGAE, Pradipta IS, Chaidir L, et al. The development of the national tuberculosis research priority in Indonesia: A comprehensive mixed-method approach. Bora JK, editor. PLOS ONE. 2023 Feb 9;18(2):e0281591.

  25. Hasanah M, Makhfudli, Wahyudi AS. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Efikasi Diri Penderita Tuberculosis Multidrug Resistant (TB-MDR) di Poli TB-MDR RSUD Ibnu Sina Gresik. Jurnal Kesehatan. 2018 Dec 29;11(2):72.

  26. Library IP. Tuberculosis, X-ray - Stock Image - M270/0273 [Internet]. Science Photo Library. [cited 2024 Jun 19]. Available from: https://www.sciencephoto.com/media/262948/view/tuberculosis-x-ray

Saddam Hamid Al Kiren, Satya Ardiva Berliana Ananta, Indah Ayu Prasasti, Halimah Alatas, Prity Karisca Rachim, Moh. Firman Adi.

Kelompok 2 Kelas 2B

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun