Mohon tunggu...
Pirman AnackRimba
Pirman AnackRimba Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bertanah air satu, tanah air indonesia berbangsa satu, bangsa indonesia berbahasa satu, bahasa indonesia berideologi satu, ideologi pancasila bersemangat satu, semangat kita bisa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Guru Menjemput Murid, Adakah?

11 November 2014   14:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:05 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika seorang murid atau peserta didik tidak masuk sekolah, apakah yang di lakukan seorang guru?? Bertanya, menengok ke rumah atau yang lainnya. Tapi, adakah seorang guru yang menjemput muridnya yang tidak masuk sekolah (bolos)???

Jawabannya ada, di kampong Pesawahan (kampungnya Tasripin, yang mengurus 3 adiknya) ada sebuah sekolah lanjutan tingkat pertama berupa Madrasah Tsanawiyah. Di sekolah ini tak ada guru yang lulusan S1, melainkan gurunya anak-anak desa yang sekolah setingkat menengah di Pendidikan Layanan Khusus Menengah Boarding School ‘mbangun Desa’,karena tidak ada guru lulusan S1 yang mau mengajar di sekolah ini.Pada awalnya ada kurang lebih 20 (dua puluh) orang guru yang daftar untuk jadi guru tapi, setelah melihat lokasinya yang jauh dari pusat desa, ke 20 guru tersebut mundur.

Nama sekolahnya Madrasah Tsanawiyah PAKIS, yang sekarang muridnya berjumlah 22 (dua puluh dua) terdiri dari kelas VII dan VIII. Bila di sekolah formal, mungkin bila ada murid yang bolos akan di biarkan saja, tapi beda halnya dengan di MTs PAKIS. Jika muridnya tidak masuk sekolah, dan tidak ada  alasannya maka gurunya akan berkunjung ke rumahnya untuk menjemput murid tersebut untuk masuk sekolah.

Tak ada sebutan PAK atau IBU GURU di sekolah ini, karena kami (pendamping belajar/guru) umurnya tidak terpaut jauh dari peserta didiknya, paling terpaut 3 – 4 tahun. Jadi para peserta didik memanggil kami dengan sebutan Mas, Mba atau Kang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun