Filantropi Islam sudah lama menjadi salah satu solusi efektif dalam mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan perspektif hadis, prinsip-prinsip filantropi Islam seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) tidak hanya dianggap sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial yang sangat penting.
Dalam Al Qur'an yang mengajarkan tentang zakat, contohnya, menekankan bahwa zakat adalah salah satu rukun Islam yang harus dipersembahkan oleh setiap Muslim yang mampu. "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Qur'an, At-Taubah: 103). Lalu dalam hadis juga dijelaskan bahwa "Sedekah yang paling utama adalah membayar zakat atas hartanya" (HR. Muslim). Zakat bertujuan untuk membantu mereka yang membutuhkan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial. Ayat dan hadis ini juga menekankan bahwa harta adalah amanah dari Allah dan harus digunakan untuk kebaikan.
Selain zakat, hadis juga mengajarkan tentang infak dan sedekah. Infak adalah memberikan sebagian dari kekayaan kepada mereka yang membutuhkan tanpa harapan imbalan. "Orang yang memberikan nafkah (infak) di jalan Allah, dan Allah Maha Mengetahui niatnya, adalah seperti satu biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai seratus biji."(HR. Bukhari). Sedangkan sedekah adalah memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan dengan hati yang baik. "Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma." (HR. Bukhari dan Muslim). Keduanya merupakan bentuk dari rasa tanggung jawab sosial yang dianjurkan dalam Islam.
Wakaf, atau hibah abadi, juga merupakan salah satu bentuk filantropi yang dijelaskan dalam hadis. Wakaf adalah harta yang dihibahkan untuk kepentingan umum dan tidak boleh diubah atau dijual. "Apabila seorang manusia mati, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya." (HR. Muslim). Hadis mengajarkan bahwa wakaf adalah cara yang baik untuk memperpanjang manfaat dari harta kekayaan dan membantu masyarakat dalam jangka panjang.
Dalam konteks Indonesia, filantropi Islam telah memberikan kontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Banyak lembaga pengelola zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Lazis) yang beroperasi di seluruh negeri untuk mengumpulkan dan mendistribusikan dana kepada mereka yang membutuhkan. Selain itu, banyak individu dan organisasi yang aktif dalam kegiatan filantropi Islam untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, masyarakat yang terkena bencana dan yang lainnya.
Pandangan hadis tentang filantropi Islam juga menekankan pentingnya keadilan dan keberkahan dalam setiap tindakan. Hadis mengajarkan bahwa setiap tindakan baik yang dilakukan dengan niat baik akan diberikan pahala dari Allah, dan ini termasuk dalam filantropi. Dengan demikian, filantropi Islam bukan hanya tentang memberikan bantuan materi, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan.
Secara keseluruhan, perspektif hadis tentang filantropi Islam menunjukkan bahwa filantropi bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga bentuk rasa tanggung jawab sosial yang sangat penting dalam menghadapi kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia. Dengan menerapkan prinsip-prinsip filantropi Islam, kita dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H