By : Adi Pujakesuma
Resah sampah berserak
Tak tahu jalan pulang
Tertiup amarah angin kemurkaan
Laksana tarian setan yang terkutuk.....
Lamanya 70 tahun
Mengonggok
Membusuk
Menghibur
Ulat-ulat kelaparan.....
Lalat-lalat berkicau
Tra..la..la..la..tri..li...li..li
Cacing bakteri menari seksi sekali
“Happy” ujarnya liarrrr
Aku pun
Merasa jengah menjaga sampah tak kunjung urung
Aku pun
Merasa enggan pada cermin....
Terinjak-injak, retak terbengkalai tak bertuan
Tak lagi bersih seperti dulu
Aku pun
Tersiksa dengan rintihan sampah bumi
Aroma nafas, liar!!! pada tempat sampah tepian wajah kota...
Mengindahkan setiap kata nan memotivasi
Merana sudah kebersihan kota
Namun.....
Sang Pioneer tak rela sebelum sabet piala
Terlepas...
Menelikung kata di penghujung senja
Mengering bibir menelenjangi kejamnya diktator
Mereka tak gentar sebelum tender merusak alam tercapai
Firasat
Rintihan sampah bumi tak terdeksi
Pengeras suara
Atau.....
Tangisan alarm tanda sampah melimpah
Aku sudah kehabisan kata...
Terdiam....
Tertikam...
Nafas-nafas arogansi masa kini