Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Purple Day 26 Maret, antara Bully, Poin dan Koin

18 Maret 2017   15:50 Diperbarui: 18 Maret 2017   15:56 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Purple Day atau Hari Ungu merupakan sejarah dimana kita untuk peduli terhadap penyandang epilepsi. Purple Day jatuh pada 26 Maret setiap tahunnya yang pertama kali dicanangkan oleh seorang gadis cantik asal Nova Scotia, Canada bernama Cassidy Megan  pada tahun 2008.

Cassidy memilih warna ungu bunga Lavender sebagai warna internasional untuk epilepsi. Bunga Lavender juga sering diasosiasikan sebagai lambang kesendirian dan kesepian yang mana perasaan itulah yang sering menghinggapi para penyandang epilepsi. Dimana pun penyandang epilepsi berada mereka tidak sendiri tujuan Cassidy mencanangkan Purple Day.

Pelaksanaan Purple Day di Indonesia relatif sebatas seremonial, retorika belaka, ini dibuktikan tetap mahalnya harga obat dan langkanya sirkulasi obat epilepsi, tentu bukan solusi menggembirakan bagi ODE juga keluarga. Visi dan misi Purple Day selalu diperingati setiap tanggal 26 Maret  sebagai sarana dan prasarana memburu sertifikasi, point, bagi segelintir oknum paramedis “kerah putih” mendapat koint. Epilepsi masih menjadi ladang mengeruk keuntungan ditengah penderitaan dan biaya mereka. Dalam kasus satu ini kontribusi PERDOSSI, PERPEI, YAYASAN EPILEPSI sebagai motor penggerak roda mengurangi jumlah ODE masih perlu ditingkatkan, lakukan sosialisasi aksi ke daerah-daerah pelosok pedesaan. Miris!!.

Setidaknya adanya Purple Day perlahan namun pasti, stigma negatif tentang Epilepsi menghilang. Awalnya lebih sering menjadi sasaran Bully baik tetangga maupun media, dikatakan pula sebagai penyakit menular, keturunan, kesurupan hingga santet semua itu palsu. Proses pengobatan Epilepsi memang memakan waktu sangat lama dan panjang, tanpa memotivasi dari keluarga, orang-orang terdekat, akan menambah daftar panjang proses penyembuhan epilepsi.  Lantaran frustasi tidak kunjung sembuh menjadikan ODE berbuat nekat menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.

Penilaian tidak menarik dari pembaca merupakan penialain paling konkrit bagi penyandang epilepsi yang masih dianggap tabu, aib, bikin malu keluarga. Secara mitologi kuno epilepsi dibaratkan gerhana matahari total.

Cassidy Megan merupakan bukti bahwa epilepsi tidak menular, bukan penyakit keturunan juga bisa disembuhkan, alasan Megan mencanagkan Purple Day yang diperingati setiap tanggal 26 Maret. Dalam batinnya memberi asa kepada kaum minoritas merasa “dimanusiakan manusia” singkirkan kolotisme STIGMA NEGATIF EPILEPSY.

Purple Day mengajak kepada kita semua untuk turut merasakan bagaimana rasanya menjadi seseorang yang mempunyai keterbatasan, bukan malah dipermainkan, dipermalukan dengan menebar berita-berita HOAX mengenai epilepsi. Mereka juga makhluk hidup ciptaan Alloh SWT, tidak jauh berbeda dengan manusia yang hidup sempurna. Yang membuat seseorang bukanlah fisiknya akan tetapi perilaku, iman dan taqwanya baik kepada Tuhan dan sesama manusia itu sendiri.

Tulisan ini tidak mengandung satire dan tendensius, sehingga yang memunculkan tumbuh suburnya jerawat dan bopeng moreng diwajah kita semua. Sebagai seseorang senasib sepenanggungan hampir selalu memandang setiap manusia akan diberi ujian tidak melebihi dari kemampuannya. Kita tidak bisa membantah tua dan mati tidak ada obatnya, bukankah segala penyakit ada obatnya kecuali malas berobat.

Ini tentu saja seharusnya tidak menjadi masalah bagi siapapun untuk menelaah dan meresapi kebenaran yang terkandung dalam artikel ini,

Mari rangkul kaum minoritas ditengah dominasi kaum mayoritas jangan dibenci, jangan difitnah, jangan dibodoh-bodohi biaya medis. Apapun itu bentuknya stigma-stigma negatif seperti itu SALAH KAPRAH.

 “Memberi semangat pada seluruh orang yang memiliki keterbatasan untuk tetap belajar dan berkarya. Menggugah sekali. Sangat menggugah.” Meminjam kata-kata Hanum Salsabiels Rais (Penulis 99 Cahaya di Langit Eropa).

SELAMAT MEMPERINGATI PURPLE DAY (HARI UNGU) 26 MARET UNTUK LEBIH PEDULI TERHADAP PENYANDANG EPILEPSY TANPA BULLY.

Makassar, 18 Maret 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun