Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kata Siapa Indonesia Miskin? Ini Fakta Bung!

20 November 2016   07:23 Diperbarui: 21 November 2016   10:24 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/317363104966301782/)

Kaya dan Miskin sama saja, sama-sama makan nasi esoknya berubah menjadi kotoran lantas dibuang alias buang hajat. Kata siapa Indonesia miskin, buktinya jumlah kendaraan bermotor setiap tahun selalu meningkat. Laris manisnya kendaraan tak ubahnya seperti membeli kacang,  produsen kebanjiran akan kebutuhan kendaraan sehingga produksi menanjak, sementara saranan dan prasarana semakin menyempit akibat daya tampung infrastruktur jalan raya tidak mendukung lagi.

Mengularnya kepadatan lalu lintas hingga hingga sulit untuk diurai, akibatnya jumlah kecelakaan lalu lintas terus mengalami peningkatan. Pemicunya tidak lain ketika datang musim libur hari raya dan tahun baru berbondong-bondong kendaraan bermotor tumpah ruah menyumbang kemacetan jalan raya, petugaslah yang dibuat kelimpungan.

Berbagai merek dan jenis kendaraan berjubel memadati parkiran sebuah gedung tempat resepsi pernikahan berlangsung, saat wisuda, musim haji dan paling jamak kita lihat saat-saat open hause di rumah pejabat negara berjajar rapi kendaraan di pinggir jalan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan dinas. Selanjutnya kendaraan menyesaki berbagai tempat pusat perbelajaan turut “memamerkan” kekayaan bangsa indonesia. Argumentasi keliru mengatakan indonesia itu miskin.

Tanpa Menkeu kekayaan indonesia makin melejit, seiring kemunculan sosok fenomena penipu berkedok “penggandaan uang” diotaki Taat Pribadi yang belakangan heboh lantaran membantai  anak buahnya sendiri lantaran dipicu akan membongkar kebusukan sang “Kanjeng Palsu” ke ranah publik. Keliru menyebut Indonesia itu miskin, spekulanlah membuat negara terlihat miskin hingga defisit anggaran. Yang jelas banyak petani merugi akibat lonjakan harga kebutuhan setelah meruahnya barang ekspor.

Selain hal tersebut kekayaan alam indonesia begitu melimpah luas membentang, akan tetapi dari keseluruhan kekayaan alam tersebut dikuasai oleh investor asing, sedangkan bangsa sendiri kelaparan, melulu selalau mengimpor barang dari luar sekaligus memperkaya hutang negara buat kebutuhan komoditi ekonomi yang sebenarnya bisa diatasi dengan merebut kembali kekayaan alam tersebut untuk dikelola dengan baik dan benar untuk kesejahteraan rakyat sendiri, bukan malah di monopoli kaum kapitalis borjuis, lantas diperlakukan yang namanya konspirasi, korupsi, pungli, nepotisme, kolusi.

Sentimen negatif juga turunan dari konspirasi politk dinasti memperkaya diri dan keluarga sendiri, tak pelak menimbulkan tanya salah satu pemicu Indonesia miskin di mata dunia. Intinya rakyat terlalu lama berkecimpung pada permasalahan yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, yang lemah tertindas, yang kuat berkuasa. Barang siapa pandai tebar pesona dihadapan pimpinan asal boss senang (ABS) maka anda akan bergelimang harta, hidup enak tujuh turunan, hotel prodeo hanya dianggap wisata sesaat dan indah pada waktunya, sedangkang para pembangkang dianggap “sparatis” lantas disingkirkan atau dihabisi lebih ekstrem dianggap makar. 

Tidak salah yang dikatakan Riza Arianti (Kompasianer) bahkan saya sangat sependapat, “Akan sulit memastikan bahwa orang Indonesia itu kaya hanya karena jumlah kendaraan dan penampilan. Karena kebanyakan dari mereka itu membeli dengan kredit alias NGUTANG. Beli rumah, ngridit, beli mobil, ngridit, bahkan belanja bulanan pun, pakai kartu kridit. Orang ngutang dalam kamus saya, tidak akan pernah bisa dikatagorikan sebagai kaya.” Tandasnya.

Begitu pula Aparatur Sipil Negara (ASN). Belum disebut ASN jika belum kredit dengan cara menggadaikan SK pengangkatan sebagai PNS di BANK sekarang berkamuflase menjadi ASN. Korupsi anggaran negara merupakan cara cepat menjadi kaya di dunia, akan tetapi miskin di AKHERAT. Ini fakta bung!

Makassar, 20 November 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun