(sumber gambar: http://www.widodogroho.com)
Tembang Jawa Sluku-Sluku Bathok ini dahulu begitu akrab di telinga anak-anak, termasuk saya yang pernah hidup bersama masyarakat jawa era 90-an, dan ditembangkan pada waktu bermain-main, sebagai anak-anak yang masa kecilnya bahagia senang-senang saja mendengar tembang ini tanpa tahu makna yang terkandung pada lirik tembang sluku-sluku bathok. Ya, bahkan tembang jawa gubahan dari bahasa arap ini berbagai media online sudah banyak yang mempostingnya, tidak ada salahnya kembali mencoba mengingatkan diri saya dan pembaca untuk lebih bijak, sebab kematian tidak tahu kapan akan menghampiri, hanya Tuhan dan waktu saja yang tahu.
Nah, jika ditelisik lebih jauh, ternyata lagu itu merupakan buatan Wali Songo yang digunakan sebagai metode dakwah. Dahulu mereka membuat syiar yang mudah ditangkap masyarakat awam saat itu. Syair Sluku-Sluku Bathok merupakan salah satu gendhing Jawa yang digunakan oleh Wali Songo untuk syiar agama Islam.
Syair tersebut bukan sekedar syair, jika disimak lirinya begitu mempunyai filosofi yang dalam. Tembang tersebut :
“Sluku-Sluku Bathok
Bathoke Ela Elo
Si Rama Menyang Solo
Oleh-Olehe Payung Mutho
Mak Jenthit Lolo Lo Bah
Yen Mati Ora Obah
Yen Obah Medeni Bocah