Seperti tulisan sebelumnya, saya tidak menyesal menolak ambil HAK CUTI selama dekade dua puluh tiga tahun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mudik lebaran di kampung kelahiran bersama orang tua terbayar lunas. Hal ini karena penampilan Prancis kontra Der Panzer semalam Jum’at dini hari (8/7) dini hari begitu memuaskan, mampu mempermalukan tim juara dunia Jerman pada fase semifinal dengan skore telak 2-0 tanpa balas,
kedua gol disarangkan striker Griezmann, tambahan 2 gol untuk sementara Griezmann tercatat sebagai top skore dengan jumlah torehan 6 gol di Euro 2016. Apapun hasil akhir partai finalnya bagi saya prancis tetaplah JUARA.
Secara Head to head pertemuan kedua negara sepakbola Jerman vs Prancis, Le Blues lebih dominan, 9 pertemuan terakhir Prancis menang 6 kali dan Jerman hanya menang dua kali sejak tahun 1990. Namun demikian kemenangan Prancis semalam, masih terdengar sumbang, pasalnya Jerman “sengaja” memberi hadiah ”kemenangan” kepada Prancis, kendati menguapnya nada-nada “sumbang” tersebut, Prancis membuktikan tampil begitu superior, berbanding terbalik dengan penampilan Der Panzer tidak seperti biasanya, kalah dari segala lini, baik belakang, tengah hingga depan.
Tambahan 2 gol Griezmann ke gawang Neuer kiper nomor wahid Jerman sudah cukup memupus mimpi Jerman menuju puncak kejayaan mengangkat trofi Euro 2016. Pertemuan kedua negara, merupakan gambaran kekuatan dua diktator ulung pada eranya, Napoleon Bonaparte (Prancis) versus Adolf Hitler (Jerman) yang dimenamgkan sang Napoleon.
Sangat disayangkan mereka harus saling bunuh di fase knock-out semifinal Euro 2016. Jagad bola tertuju pada pertandingan semalam, selain menyajikan berbagai aksi-aksi seru nan memukau dari kedua kubu, pertandingan tersebut berhasil menguras emosi supporter kedua kubu baik Der Panzer maupun supporter Les Blues, termasuk supporter di tanah air.
Jerman merupakan lawan sepadan bagi Prancis dalam upaya untuk mengangkat trofi Euro 2016 di kandang sendiri. Semifinal ini bisa disebut final terlalu dini karena kedua tim diprediksi banyak pengamat bola akan saling bentrok di partai Final Piala Eropa Euro 2016. Menghadapi Jerman pasukan Le Blues menampilkan permainan “ciamik” dari Evra, Paul Pogba, Giruod, Dimitri Payet dan Antoine Griezmann, dimana tekanan bertubi-tubi dilancarkan ke pertahanan skuad Jerman. Der Panzer adalah lawan yang tangguh bagi tuan rumah.
Selain faktor tuan rumah, grafik permainan timnas Prancis terus menanjak. Kemenangan telak 2-0 atas Jerman menjadi bukti sahih kekuatan Prancis kendati sebelumnya mereka kerap kesulitan dan baru mencetak gol pada menit-menit akhir pertandingan. Prancis juga mendapat keuntungan pada laga ini karena kekuatan Jerman bakal pincang. Sebaliknya, tim tuan rumah Prancis bisa turun dengan kekuatan terbaik.
Tidak disangka-sangka sejak awal perhelatan Euro 2016 Portugal lambat panas, selalu terseok-seok merobek jala lawan. Saat fase 16 besar kontra Kroasia Portugal hanya menang tipis 1-0, berikutnya fase 8 besar kontra Polandia berujung seri 1-1 dan dilanjutkan drama adu tendangan pinalti, dalam tendangan pinalti tersebut Portugal menjugkalkan Polandia dengan kemengangan 3-5.
Belakangan, Ronaldo cs mampu menunjukkan permainan terbaiknya, setelah mengandaskan perlawanan Wales 2-0 di babak semifinal Euro 2016, pada Selasa 6 Juli 2016 pukul 01.15 WIB atau Rabu, (7/7) berkat gol CR-7 dan Luis Nani. Portugal pun mengakhiri dongeng indah Bale dkk. Seleccao memastikan langkah kakinya menatap partai puncak kontra Prancis.
Prancis juga tanpa kendala, kesulitan paling riskan kala meladeni perlawanan Republik Irlandia, nyaris tumbang pada awal laga sebelum pasukan Deschamps mampu membalik keadaan menjadi 2-1. Pekerjaan rumah yang tidak mudah mengatasi perlawanan tim kuda hitam Islandia, hingga menyudahi petualangan the viking dengan skore 5-2 untuk melaju ke babak semifinal.
Meski selama penampilannya kurang impresif mencapai partai final, Portugal tidak bisa dipandang sebelah mata, selain dihuni pemain termahal eropa, saleccao juga memiliki benteng pertahanan PEPE terkenal “radikal” menghalau bola serangan lawan, algojo-algojo Portugal begitu jago manakala penentuan kemenangan harus melalui adu tos-tosan Polandia sudah merasakannya, waspadalah!. Prancis tidak bisa dicoret begitu saja dari daftar favorit juara piala Eropa 2016.