Astaga, masih ada saja kekerasan terhadap anak yang dilakukan orang terdekat hingga berujung kematian. Kasus penganiayaan dialami Batita terjadi di Tangerang Selatan Andnan Al-Ghazali berusia 2 tahun 10 bulan, meregang nyawa ditangan pacar ibu kandung Adnan. Kasusu serupa terulang kembali di Palembang, namun kali ini “malaikat pencabut nyawanya” adalah seorang ibu yang telah mengandung dan melahirkanyya.
Pepatah Ibu tiri tak sekejam ibu kandung sepertinya mendekati kenyataan. Pasalnya telah terjadi kekerasan terhadap anak berusia 4 tahun tewas setelah disiksa Siska (ibu kandungnya sendiri). Kejadian nahas ini terjadi di di dalam rumah kontrakannya di Jalan Lubuk Bakung IB I Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/11/2016).
Seperti dilansir news.detik.com sehari sebelum meninggal, korban ditendang di bagian ulu hati, akibat tidak kekerasan tersebut korban sempat demam dan akhirnya meninggal. Dari hasil visum, menurut keterangan pihak kepolisian ditemukan sekujur tubuhnya banyak tanda bekas luka lebam dan membiru.
Sungguh tega sekali ibu ini, bukankah capek mengandung selama 9 bulan 10 hari lantas bertaruh antara hidup dan mati, kini setelah melahirkan dan membesarkan penuh kasih sayang, kok bak halilintar di siang bolong terdengar berita ibu kandung menyiksa anaknya hingga tewas, sudah gila kali ibu satu ini.
Siapa yang tidak syok mendengar anaknya tewas, lebih mengerikan lagi yang mengakhiri hidup Bryan (4) adalah istri Salbani, tidak lain merupakan ibu kandungnya sendiri. Tanda-tanda akhir jaman sudah dekat, ketika melihat kejahatan kian jumawa hukum seakan enggan memihak kaum pinggiran. Peristiwa keji ini akibat sering dimarahi suaminya. Lantaran kesal, Siska melampiaskan emosinya dengan dua kali menendang dada Bryan Aditya Fadhillah (4) hingga anak ini meninggal dunia.
Kata maaf tidak akan mengembalikan Bryan (4) bahkan menyesalpun tidak akan menghapus jejak sebagai pembunuh, meski pun pelakunya ibu kandung sendiri, sebab nasi sudah menjadi bubur, Siska Nopriana (23) harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di kantor polisi.
Mengutip kalimat bijak, “Bukan karena harta yang melimpah/apa yang dimilik, orang dihormati. kehormatan adalah penghargaan bagi orang yang telah memberikan sesuatu yang berarti bagi orang yang membutuhkan.”
Makassar, 23 November 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H