Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Benar di Jalan yang Sesat Atau Sesat di Jalan yang Benar, Semua Ada Karmanya

21 Juli 2024   18:45 Diperbarui: 21 Juli 2024   19:07 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Lorong depan rumah (pribadi)

Idealnya, sebagai manusia tentunya tidak ingin berada di kedua situasi tersebut. Namun, jika harus memilih di antara keduanya, lebih baik memilih "sesat di jalan yang benar."

Meskipun cara yang diambil mungkin salah, namun tujuannya yang benar masih dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri di masa depan.

Sebaliknya, "benar di jalan yang sesat" dapat membingungkan dan memberi kesan bahwa cara yang salah bisa dibenarkan, yang bisa berbahaya dalam jangka panjang. Fokus pada tujuan yang benar dan terus berusaha memperbaiki cara atau metode yang digunakan akan lebih bermanfaat.

Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjauh dari "sesat di jalan yang salah". Sesat di jalan yang salah ini menggambarkan situasi yang paling tidak diinginkan, di mana seseorang memiliki tujuan yang salah dan menggunakan cara yang juga salah untuk mencapainya. Ini adalah kondisi di mana baik tujuan maupun prosesnya tidak benar, sehingga hasil akhirnya hampir pasti negatif atau merugikan. Keadaan ini harus dihindari karena tidak membawa manfaat dan justru dapat membawa banyak masalah dan konsekuensi buruk.

Atau memilih "benar di jalan yang benar" adalah keadaan yang ideal di mana seseorang memiliki tujuan yang benar dan juga menggunakan cara atau metode yang benar untuk mencapainya. Ini adalah kombinasi yang diinginkan karena tidak hanya tujuan akhirnya baik, tetapi proses untuk mencapainya juga benar, etis, dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang baik. Ini adalah situasi yang seharusnya kita upayakan dalam setiap tindakan atau keputusan yang kita ambil.

Kata kebanyakan manusia, hari gini mencari yang haram sulit, apalagi rejeki yang halal. Memang benar, mencari rejeki di jalan yang benar itu sulit. Tapi, alangkah idealnya mencari rejeki yang benar dan halal saja, agar tidak menyesal ketika ajal menjelang.

Ya, "benar di jalan yang benar" memang sering kali lebih sulit karena memerlukan konsistensi dalam menjaga integritas, etika, dan prinsip, sambil tetap mencapai tujuan yang baik. Tantangan yang muncul bisa berupa godaan untuk mengambil jalan pintas, tekanan dari lingkungan sekitar, atau kesulitan dalam mempertahankan komitmen terhadap nilai-nilai yang dipegang. Meskipun sulit, tetap berada di jalan yang benar membawa kepuasan dan hasil yang positif serta berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun