Benar di jalan yang sesat atau sesat di jalan yang benar, hanyalah kiasan semata, namun demikian semua perbuatan manusia mempunyai konsekuensinya. Segala bentuk perbuatan manusia tentu ada karmanya.
Ungkapan ini terbersit, Â ketika sedang duduk santai sembari menonton acara televisi di sore hari. Selain itu setelah melewati peristiwa nyesek, yang datangnya dari anak-anak saya sendiri. Antara marah, sedih berbaur, menyemburatkan ungkapan tersebut.
Ya, benar. Segala perbuatan pasti ada akibatnya, baik itu perbuatan baik atau buruk. Konsep ini sering dikenal dengan hukum sebab-akibat atau karma. Setiap tindakan yang kita lakukan akan membawa konsekuensi tertentu, yang dapat mempengaruhi diri kita sendiri atau orang lain di sekitar kita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "karma" berarti perbuatan yang dilakukan manusia selama hidup di dunia, atau hukum sebab-akibat. Definisi dalam KBBI ini memiliki konsep yang hampir sama dengan konsep dasar Karmaphala.Â
Kata "karma" secara harfiah berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "aksi" atau "perbuatan". Dalam agama Hindu dan Buddha, karma dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan hasil yang akan di dapat dari perbuatan tersebut dinamakan karmaphala, sementara akibat yang ditimbulkan dari perbuatan disebut karma vipaka.
Karma merupakan konsep dalam beberapa tradisi spiritual dan agama, seperti Hindu, Buddha, dan Jainisme, yang menyatakan bahwa tindakan seseorang akan membawa akibat tertentu di masa depan. Secara sederhana, karma dapat diartikan sebagai hukum sebab-akibat: setiap perbuatan, baik atau buruk, akan menghasilkan hasil yang setimpal.
Tindakan baik akan membawa kebaikan, sedangkan tindakan buruk akan membawa keburukan. Karma dapat mempengaruhi kehidupan seseorang tidak hanya di dunia ini, tetapi juga dalam reinkarnasi atau kehidupan berikutnya.
Sesat di jalan yang benar mempunyai ungkapan yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang memiliki niat atau tujuan yang baik, namun tindakan atau caranya keliru sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun tujuannya benar, tetapi proses atau cara yang ditempuh tidak tepat, sehingga orang tersebut tetap "sesat" atau salah jalan meskipun niatnya benar.
Sebaliknya. berbuat "Benar di jalan yang sesat" adalah ungkapan yang menggambarkan situasi di mana seseorang berada di jalur atau cara yang salah, tetapi entah bagaimana, tindakan atau keputusan mereka justru menghasilkan sesuatu yang benar atau baik. Artinya, meskipun jalur atau caranya salah, hasil akhirnya tetap positif atau benar.
Jadi mana yang harus kita lakukan, sesat di jalan yang benar atau benar di jalan yang sesat.