Alasan Satir (40) sopir bus Borlindo membawa para penumpangnya makan di rumah mertuanya, lantaran bertepatan pada hari raya Idul Fitri 1445 Hijriyah warung makan tutup. Kebaikan bapak Satir tentu bukanlah pencitraan belaka dan pantas diacungi jempol.
Berbuat baik janganlah ditunda-tunda. Benar sekali! Kesempatan untuk berbuat baik mungkin tidak selalu ada setiap saat. Dengan berbuat kebaikan, kita sebagai makhluk sosial bisa membuat perbedaan yang positif dalam hidup seseorang.
Maksudnya adalah bahwa kita sebaiknya tidak menunda untuk melakukan perbuatan baik. Kebaikan bisa dilakukan kapan pun kita memiliki kesempatan, tanpa menunggu waktu yang lebih baik atau kondisi yang lebih sempurna. Dengan bertindak langsung, kita dapat memberikan dampak positif pada orang lain dan dunia sekitar kita.
Berbuat baik itu tidak usah menunggu kaya raya, harta melimpah, apalagi sampai menunggu memiliki rumah real estate. Tepat sekali! Kebaikan tidak harus menunggu kekayaan. Kita bisa memberikan waktu, perhatian, atau bantuan kepada orang lain tanpa harus memiliki banyak uang. Kebaikan datang dari hati dan niat yang tulus. Rejeki sudah ada yang mengaturnya, sehingga berbuat baik sekecil apapun, dimata Allah SWT nilainya adalah ibadah.
Maksud dari ungkapan, berbuat baik tidak usah menunggu kaya adalah bahwa tidak harus menunggu sampai kita menjadi kaya atau memiliki banyak harta untuk melakukan kebaikan. Kebaikan bisa dilakukan oleh siapa pun, tidak peduli seberapa banyak kekayaan yang dimiliki. Yang penting adalah kebaikan itu dilakukan dengan tulus dan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan materi.
Ungkapan diatas bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, Allah SWT telah menjanjikan hambanya, barang siapa yang berbuat satu kebaikan maka akan mendapatkan balasan 10 kali lipatnya.
Seperti berita viral yang belakangan marak menghiasi wajah media online. Tanpa mengumbar janji-janji surga ala calon legislatif. salah satu sopir bus di kota Makassar, yakni sopir Bus Borlindo rute Palu-Makassar yang disapa Satir (40), berkenan mengajak semua penumpangnya makan di rumah mertuanya saat hari raya Idul Fitri.
Dari pemberitaan yang beredar, sopir Bus Borlindo ini membawa seluruh penumpangnya makan di rumah mertuanya saat suasana lebaran itu banyak warung makan tutup sementara penumpangnya sudah kelaparan. Sementara dirinya juga lapar, sekaligus open house usai sholat idul fitri.
Bak mendapatkan "durian runtuh", kebaikan Satir dan keluargapun mendapat ganjaran setimpal yang tak terduga. Antara lain, yakni tanpa disangka-sangka, Satir mendapatkan uang Rp 100-an juta dari hasil donasi netizen atau warganet yang salut dan bangga atas kebaikannya.
Kabar baik juga datang dari PT Borlindo Mandiri Jaya. Pihak manajemen bakal memberikan Satir kendaraan tipe baru untuk mengangkut penumpang.