Aku mengatakan bahwa arsip-arsip lama di sebuah gudang itu adalah kekasihku yang terbuang...
Tak peduli hujan badai, saban Rabu dan Kamis aku mengapelimu penuh kasih sayang...
Menjenguk kesehatanmu, memastikan kondisimu, juga mengawetkan aromamu menggunakan kamper pengusir ngengat.Â
Kecuali yang memang perlu dibuang, ketimbang memakan ruang dan waktu, ya....dikiloin saja lah.....
Arsip-arsip lawas itu satu persatu ku sapa dengan lembut penuh kesabaran, onggokan kertas usang dari masa ke masa itu begitu riang kegirangan membalas belaian mesraku....
Haru, mataku sendu, hanya mampu berkedip mengusir debu, mengurai arsip-arsip yang terbengkalai kedinginan seorang diri.....
Sesekali, batuk dan bersin melantun dari mulutku, menyiratkan kepedihan terdalamku
Lentik jari-jemari berbalut kerutan kulit yang memulai menyatukan lembaran arsip-arsip lawas terserak diruang kosong tak berAC.
Arsip-arsip lawas itu ternoda tinta hitam dengan berbagai sumber informasi penting didalamnya, lembaran kertas lawas tadi mengukir indahnya aktivitas organisasi yang terlupakan.
Derap seribu langkah sang arsiparis, berjuang melawan partikel debu menata aksara demi aksara. Setahun berganti, setahun telah terlewati seorang diri, menata cerita saksi hidup sebuah Kementerian/Lembaga Negara.
Helai demi helai, dikumpul bersatu padu dalam sebuah kotak kardus terbungkus kertas mori, tertata rapi didalamnya.