Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Arsip-arsip Usang itu Kekasihku yang Terbuang

19 Februari 2023   16:33 Diperbarui: 19 Februari 2023   17:00 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan arsip lama yang disebut Arsip Inaktif (dokumen pribadi). Jumat, 16 Februari 2023.

Aku mengatakan bahwa arsip-arsip lama di sebuah gudang itu adalah kekasihku yang terbuang...

Tak peduli hujan badai, saban Rabu dan Kamis aku mengapelimu penuh kasih sayang...

Menjenguk kesehatanmu, memastikan kondisimu, juga mengawetkan aromamu menggunakan kamper pengusir ngengat. 

Kecuali yang memang perlu dibuang, ketimbang memakan ruang dan waktu, ya....dikiloin saja lah.....

Arsip-arsip lawas itu satu persatu ku sapa dengan lembut penuh kesabaran, onggokan kertas usang dari masa ke masa itu begitu riang kegirangan membalas belaian mesraku....

Haru, mataku sendu, hanya mampu berkedip mengusir debu, mengurai arsip-arsip yang terbengkalai kedinginan seorang diri.....

Sesekali, batuk dan bersin melantun dari mulutku, menyiratkan kepedihan terdalamku

Lentik jari-jemari berbalut kerutan kulit yang memulai menyatukan lembaran arsip-arsip lawas terserak diruang kosong tak berAC.

Arsip-arsip lawas itu ternoda tinta hitam dengan berbagai sumber informasi penting didalamnya, lembaran kertas lawas tadi mengukir indahnya aktivitas organisasi yang terlupakan.

Derap seribu langkah sang arsiparis, berjuang melawan partikel debu menata aksara demi aksara. Setahun berganti, setahun telah terlewati seorang diri, menata cerita saksi hidup sebuah Kementerian/Lembaga Negara.

Helai demi helai, dikumpul bersatu padu dalam sebuah kotak kardus terbungkus kertas mori, tertata rapi didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun