Berdiri bulu kuduku tat kala menziarahi makam Pahlawan Nasional Jendral M. Jusuf. Meski sederhana, bangunan makam tersebut begitu kokoh menyimak peralihan jaman.
Dikatakan demikian, lantaran pusaranya jauh dari hiruk pikuk kepahlawanan. Hanya memancarkan cahaya kesederhanaan dari seorang jendral semasa hidupnya.
Sejarah menggoreskan pihak Komando Daerah Militer telah menyiapkan peristirahatan di makam pahlawan, namun almarhum pernah berpesan agar dimakamkan di samping anaknya, Jaury Jusuf Putra dan bersanding bersama istrinya, Elly Saelan.
Semasa hidupnya Jendral Jusuf adalah inisiator berdirinya sebuah Rumah Sakit swasta terkenal di kota Makassar, diberi nama Akademis Jusuf Jaury Putera.
Selain rumah sakit, Jendral Jusuf juga mewariskan bangunan fenomenal berupa Gendung Serbaguna Balai Manunggal dan Masjid Al Markas Al Islami. Ketiganya ia wariskan untuk rakyat Makassar khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Perjalanan hidup Jenderal M. Jusuf ini tidak dapat dipisahkan dengan sejarah wafatnya putra semata wayang yang kerap disapa Jaury. Muhammad Jaury Taufiek Jusuf Putra  menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 31 Oktober 1960.
Jaury pun dimakamkan di TPU Islam Paropo Panaikang disamping pusara sang Ayah, Jenderal M.Jusuf (23 Juni 1928 -- 08 September 2004) dan Elly Saelan (10 Mei 1929-11 Oktober 2014).
Hal inilah yang mendasari Jendral Jusuf membangun sebuah Rumah Sakit yang menyematkan nama Akademis Jaury Putera.
Tanpa pilar-pilar peneduh layaknya istana merdeka, makam Pahlawan Nasional ini begitu sederhana berbaur bersama pemakaman umum.
Semasa hidupnya Jendral M. Jusuf seorang pemimpin besar dan hebat. Siapapun yang melihatnya bakal kagum contoh pemimpin baik, jujur, bersih, dan sangat dicintai oleh prajurit.
Demi suri tauladan yang baik, membaur bersama rakyat dan pengayom rumah tangga. Berkomitmen menjaga marwah TNI sampai titik darah penghabisan, setia hingga akhir bersanding bersama, Istri dan anak tercinta.
Mengutip lontaran maha dahsyat Presiden ke 35 Amerika Serikat, John F Kennedy, "Jangan tanyakan apa yang negara Berikan kepadamu tapi tanyakan Apa yang Kamu berikan kepada negaramu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H