Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Begini, Kesuksesan Seorang Penjual Kerupuk Ubi Sebelum Menjadi PNS

5 Oktober 2019   10:20 Diperbarui: 5 Oktober 2019   10:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Showroom Mobil milik Zakkir (dokpri)

Pada tahun 1993, Cakki muda merantau ke Makassar. Ayahnya seorang petani kecil di Desa Salukanan, Kecamatan Baraka, terletak di lereng gunung Latimojong yang merupakan desa penghasil Pulu Mandoti, sejenis beras ketan khas dari Kabupaten Enrekang dengan rasa begitu nikmat (Harum).

Masa kecil hingga SMP dihabiskan di desa ini dengan berjalan kaki semasa bersekolah kemudian melanjutkan sekolah di SMEA Negeri 1 Balangboddong Jl.Mangerangi sekarang dikenal dengan nama SMK Negeri 01 Makassar.

Keseharian semasa mudanya, sambil bersekolah diisi dengan berjualan koran dan majalah. Pekerjaan ini dilakoninya hingga tak mengenal waktu, mulai subuh hingga malam hari menembus kelamnya belantara kota Ujung Pandang atau Makassar.

Hujan dan panas tak dihiraukannya, terus mengayuh sepeda bututnya menjemput rejeki masa depan. Di sela-sela waktu senggang, Cakki membaca kisah hidup para orang-orang sukses di koran atau majalah.

Pada tahun 1996, sambil berjualan koran dan majalah juga merangkap mengabdi menjadi tenaga honorer sebagai sopir umum di kantor Bapedal Regional Ujung Pandang.

Tekadnya semakin kuat untuk merubah nasib dan kesempatan mulai terbuka lebar. waktu berlalu hingga Cakki muda menemukan sang pujaan hati dan memutuskan untuk berumah tangga bersama Herlina. Sekarang ini Cakki dikarunia dua orang putri, Elza dan Adelia.

Jiwa niaganya tak bisa terlupakan begitu saja meski sebagai Abdi Negara, hingga saat ini sambil bekerja diisi dengan merintis usaha yang baru yakni berjualan motor bekas , lambat laun beranjak naik ke bisnis jual beli mobil. Hari demi hari usahanya semakin berkembang, hingga membuka sebuah showroom mobil di komplek Villa Mutiara Makassar.

Diakhir kisahnya Muzakkir Alim Bachri, memberi sedikit pesan bijak buat para generasi Milenial.

"Jangan pernah mengenal kata menyerah, ulet tekun, dan jujur dalam berusaha," pungkas Cakki.

Doa dan usaha, relasi pertemanan, kekuatan mental menjadi pelajaran yang didapatkan penulis berkat keuletannya dari seorang penjual kerupuk, sopir mobil Ambulance, loper koran, dan kini sebagai Pegawai Negeri Sipil, saat ini Aparatur Sipil Negara yang menjadi seorang owner.

Itulah tadi sekelumit cerita sukses seorang anak manusia, yang dulunya ulet berdagang dan berusaha sekuat tenaga meniti karir sebagai pedagang kerupuk ubi hingga loper koran. Saat ini lihat saja hasilnya, ibarat kata 'berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakir-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun